Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Burung Juga Seniman, Melukis Bulunya Secara Biologis

Bagaimana sebenarnya merak atau burung lainnya melukis tubuhnya sehingga tampak indah?

17 September 2017 | 06.00 WIB

Merpati Nicobar merupakan burung yang memiliki warna bulunya yang cantik. Karena kecantikannya itu pun Merpati Nicobar banyak diburu dan keberadaannya kini terancam punah. boredpanda.com
Perbesar
Merpati Nicobar merupakan burung yang memiliki warna bulunya yang cantik. Karena kecantikannya itu pun Merpati Nicobar banyak diburu dan keberadaannya kini terancam punah. boredpanda.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Madrid - Burung merak terkenal dengan keanggunannya. Bulu pada sayapnya memancarkan berbagai keindahan warna yang menawan. Tak pelak keindahannya membuat takjub. Namun bagaimana sebenarnya merak atau burung lainnya melukis tubuhnya sehingga tampak indah seperti itu?

Sebuah studi yang terbit di jurnal Physiological and Biochemical Zoology edisi 4 Agustus 2017 berusaha mencari tahu sebabnya. Penelitian yang dilakukan para ahli dari Spanish National Research Council, Madrid, agak berbeda dengan yang sudah dilakukan, yang lebih berfokus pada peran karotenoid (pigmen organis) dalam pewarnaan burung.

Kali ini, Ismael Galván dan timnya mengeksplorasi peran melanin, yang berperan menentukan warna pada kulit, dalam penciptaan pola bulu burung. Zat protein ini merupakan satu-satunya unsur pigmen yang secara langsung dikendalikan tubuh burung pada tingkat sel. "Kami ingin tahu apakah pola dan warna bulu burung semata dihasilkan oleh melanin atau unsur pigmen lainnya," kata Galvan.

Galván dan tim peneliti mempelajari pewarnaan bulu untuk melihat jenis pigmen pada pola bulu burung yang kompleks, yakni pola yang berisi kombinasi dua warna atau lebih yang terlihat beberapa kali. Pewarnaan bulu burung terutama terjadi berkat dua jenis pigmen: melanin, yang menghasilkan warna hitam, abu-abu, cokelat, dan oranye; dan karotenoid, yang digunakan oleh struktur bulu khusus untuk menghasilkan warna-warna yang lebih cerah.

Para peneliti pun bekerja. Mereka membuka gambar 9.049 spesies burung yang termuat dalam Handbook of the Birds of World, yang terdiri atas 16 buku. Namun tak semua mereka catat.

Hanya ilustrasi burung dewasa jantan dan betina yang diperiksa untuk melihat ada-tidaknya pola warna bulu yang kompleks. "Jika ada, kami menentukan apakah warna yang membentuk pola kompleks dihasilkan oleh melanin atau bukan," kata Galván.

Selanjutnya: Palet warna


Palet warna yang dihasilkan oleh berbagai bentuk kimia melanin, yakni eumelanin dan pheomelanin, terdiri atas intensitas cahaya hitam, abu-abu, cokelat, dan oranye yang berbeda. Nah, bila pola warna bulu burung mengandung salah satu warna itu, para peneliti menggolongkan pola tersebut memiliki kontribusi pigmentasi berbasis melanin. Penilaian yang berdasarkan warna juga dilakukan pada pola bulu burung yang berbasis karotenoid, yang lebih cerah.

Burung sendiri tidak bisa menghasilkan karotenida sendiri. Untuk bulu warna cerah, mereka harus mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung pigmen ini. Karotenoid beredar di dalam tubuh mereka melalui aliran darah dan folikel, kantong kelenjar yang kecil dan sempit di bulu burung. Tubuh burung juga tidak memiliki kontrol yang berhubungan langsung dengan sel untuk menyintesis dan menyetorkan karotenoid.

Melanin, di sisi lain, disintesis oleh tubuh burung-burung di sel khusus yang disebut "melanosit," yang bekerja sama dengan folikel bulu untuk mendapat kontrol pigmentasi yang baik. Tim menemukan bahwa sekitar 32 persen spesies memiliki pola bulu yang kompleks, yang sebagian besar dihasilkan oleh melanin. Sebaliknya, hanya 53 spesies menunjukkan pola kompleks yang tidak mengandung warna berbasis melanin.

"Jika burung itu adalah seniman, mereka akan menggunakan karotenoid sebagai sebuah sikat yang luas untuk menghasilkan potongan warna. Melanin tak ubahnya kuas cat detail untuk menghasilkan desain yang lebih rumit," kata anggota tim peneliti yang lain, Jorge García-Campa.

Yang menarik, ternyata tak semua pola warna bulu burung mengikuti aturan ini. Para peneliti menemukan tiga keluarga burung yang memiliki pola bulu rumit tanpa melanin. Fruit doves, cotingas, dan satu jenis bangau memiliki warna yang tidak biasa. Tubuh mereka sendiri yang membuat modifikasi metabolik pada pigmen karotenoid yang mereka konsumsi.

PHYSIOLOGICAL AND BIOCHEMINAL ZOOLOGY | PHYS | SCIENCE DAILY | AHMAD NURHASIM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus