Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Dokter UI Temukan Pengobatan Patah Tulang dengan Stem Cell

Dokter spesialis ortopedi dan peneliti dari Universitas Indonesia meneliti stem cell dan manfaatnya bagi penderita patah tulang.

20 Agustus 2016 | 03.32 WIB

Thalassemia Mayor. Foto: stemcellumbilicalcordblood.com
Perbesar
Thalassemia Mayor. Foto: stemcellumbilicalcordblood.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ismail Hadisoebroto, seorang dokter spesialis ortopedi dan peneliti dari Universitas Indonesia, menyabet juara I kategori Best Research dalam Ristekdikti-Kalbe Science Awards 2016. Pada ajang tersebut, Ismail meneliti tentang stem cell dan manfaatnya bagi penderita patah tulang.

Stem cell atau sel punca merupakan sel induk. “Sel ini mampu memperbanyak diri dan memperbarui sendiri dan bisa menuju ke sel dewasa atau sel matang,” ujar Ismail saat ditemui dalam acara Ristekdikti-Kalbe Science Awards 2016 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016.

Ia mencontohkan jika dokter ingin mengobati kelainan tulang bisa menggunakan penelitiannya itu. Sel itu bisa berubah menjadi sel ostoblas atau sel tulang. Sel ini bisa mereparasi, merekonstruksi, meregenerasi, dan menggantikan tulang yang hilang.

Yang membuat sel punca istimewa adalah sel ini tidak akan ditolak tubuh pasien karena sel berasal dari sumsum tulang pasien itu sendiri. “Kami merekonstruksi agar tulang itu tumbuh,” ucapnya. Dengan begitu, pasien yang sebelumnya tak bisa berjalan bisa berjalan kembali.

Penelitian ini, kata Ismail, sudah dalam fase klinis. Sudah ada pasien yang menggunakan hasil penelitian ini. Penelitian teraebut telah digunakan pada kasus-kasus patah tulang yang gagal sambung, yang selama ini pasiennya diobati oleh dukun patah tulang.

“Banyak pasien yang sudah kami tangani melalui hibah penelitan yang kami dapatkan,” tutur dia. Pasien-pasien tersebut berasal dari berbagai kalangan, baik yang mampu mau pun ekonomi lemah. Ia berharap penelitiannya ini bisa menjadi standar operasional di setiap rumah sakit.

Judul penelitian Ismail di ajang itu adalah “Bone Reconstruction For Neglected Dificult Fractures Of The Atropic Nonunion Of The Long Bones And Critical-Sized Bone Defect Using Mesenchymal Stem Cells Implantation, Hydroxyapatite, BMP2, And Mechanical Stabilization.”

Dalam ajang ini terdapat empat pemenang. Tiga menjuarai ketegori Best Research dan satu kategori Young Scientist Award. Best Research Award merupakan orang dengan hasil penelitian terbaik. Sementara Young Scientist Award untuk peneliti muda Indonesia yang berprestasi.

Pemenang Best Research Award mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta untuk juara I, Rp 75 juta untuk juara II, dan Rp 50 juta untuk juara III. Sedangkan pemenang Young Scientist Award mendapatkan Rp 75 juta.

BAGUS PRASETIYO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mustafa Silalahi

Mustafa Silalahi

Alumni Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ini bergabung dengan Tempo sejak akhir 2005. Banyak menulis isu kriminal dan hukum, serta terlibat dalam sejumlah proyek investigasi. Meraih penghargaan Liputan Investigasi Adiwarta 2012, Adinegoro 2013, serta Liputan Investigasi Anti-Korupsi Jurnalistik Award 2016 dan 2017.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus