Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Gajah Kecil Korban Penjeratan Mati setelah 4 Bulan Dirawat

Gajah itu dievakuasi dari Geumpang, Pidie empat bulan lalu, setelah terkena jerat.

24 September 2018 | 15.15 WIB

Seekor anak gajah Sumatera terkena jerat di Gampong Pucok, Kecamatan Geumpang Kabupaten Pidie. Kredit: BKSDA Aceh
Perbesar
Seekor anak gajah Sumatera terkena jerat di Gampong Pucok, Kecamatan Geumpang Kabupaten Pidie. Kredit: BKSDA Aceh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Banda Aceh - Gajah kecil bernama Amirah berumur 1,5 tahun, mati setelah lebih empat bulan dirawat di Pusat Latihan Gajah, Saree, Aceh Besar, Senin, 24 September 2018.

Baca juga: Dokter Upayakan Alat Berat untuk Berdirikan Gajah Terkena Jerat

Kabar duka itu disampaikan oleh Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo kepada awak media sesaat setelah kematiannya. "Kabar duka kawan-kawan, Amirah mati," tulisnya.

Amirah alias Mey adalah anak gajah yang dievakuasi dari Geumpang, Kabupaten Pidie pada 3 Mei 2018 akibat terluka jerat. Kakinya kemudian sembuh setelah diobati.

"Amirah mati bukan karena luka jerat yang sudah sembuh total, namun diduga karena ginjal dan hati yang tidak berfungsi dengan baik," kata Sapto.

Menurutnya sejak dievakuasi ke PLG Saree, kondisi Amirah tidak terlampau baik. Gajah kecil itu menderita stres serta malnutrisi. Tim dokter gabungan dari BKSDA Aceh dan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala terus melakukan upaya terbaik untuk merawatnya.

Satu bulan yang lalu, dari tes darah yang dilakukan, kondisi ginjal dan hati Amirah diketahui bermasalah. Ini ditunjukkan dengan parameter SGPT dan Bilirubim serta BUN (Blood Urine Nitrogen) yang jauh di atas normal. Berbagai upaya dilakukan tim dokter dengan memberikan suplemen, obat dan makanan yang sesuai, namun kondisinya naik turun.

Seminggu sebelum kematiannya, Mey menderita diare parah yang diduga karena komplikasi penyakit yang dideritanya. "Puncaknya pada hari Minggu sore kemarin, Mey rebah dan tidak bisa berdiri lagi karena lemas. Dokter langsung memberikan infus dan pengobatan lainnya," kata Sapto.

Namun setelah dirawat intensif lebih dari 12 jam, nyawanya tidak tertolong. Selanjutnya, Amirah diotopsi oleh tim dokter untuk mengetahui penyebab pasti kematian, dengan mengambil beberapa sampel organ dalam. Gajah Amirah akan dikuburkan di dekat kandang di PLG Saree, yang selama lebih dari 4 bulan ini dihuninya. 

Adi warsidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus