Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Gerhana Matahari Cincin atau Sebagian, Ini Cara Aman Mengamatinya

Gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan Matahari tertutup piringan Bulan, dan tersisa bagian tepi di sekelilingnya yang tak tertutup.

18 Juni 2020 | 18.15 WIB

Warga menyaksikan fenomena gerhana matahari sebagian menggunakan kaca las dari gedung pengamatan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar di Kuta, Bali, Kamis, 26 Desember 2019. Di Bali, gerhana matahari sebagian terjadi saat bayangan bulan menutupi matahari yaitu sebesar 68 persen dan puncaknya pada pukul 14.01 Wita. Johannes P. Christo
Perbesar
Warga menyaksikan fenomena gerhana matahari sebagian menggunakan kaca las dari gedung pengamatan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar di Kuta, Bali, Kamis, 26 Desember 2019. Di Bali, gerhana matahari sebagian terjadi saat bayangan bulan menutupi matahari yaitu sebesar 68 persen dan puncaknya pada pukul 14.01 Wita. Johannes P. Christo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana matahari cincin diprediksi akan terjadi pada Minggu 21 Juni 2020. Fenomena ini disebut hanya akan terjadi sekali sepanjang tahun ini dan sebagian wilayah di Indonesia akan bisa ikut menikmatinya--sekalipun hanya dalam bentuk gerhana matahari sebagian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Peneliti di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto menerangkan, gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan Matahari tertutup piringan Bulan, dan tersisa bagian tepi di sekelilingnya yang tak tertutup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rhorom menuturkan itu terjadi karena posisi pengamat (di Bumi), Bulan, dan Matahari hampir segaris. Saat itu, posisi bulan berada terjauh dari Bumi sehingga tampak lebih kecil sehingga bagi pandangan pengamat, tak bisa menutupi seluruh piringan matahari.

Untuk melihat gerhana matahari, cincin maupun sebagian, Rhorom menyarankan menggunakan filter khusus yang dapat menapis 99,999 persen cahaya matahari yang membahayakan mata. Kacamata las juga dapat dipakai untuk mengamati gerhana matahari.

"Yang paling aman adalah melihatnya dari layar ponsel (handphone) atau komputer dengan cara mencari pengamat yang melakukan video streaming," katanya sambil menambahkan, "Lewat YouTube, misalnya." 

Agar aman saat mengamati gerhana matahari, maka dapat menggunakan peralatan seperti kamera pinhole atau kamera lubang jarum, kacamata matahari, binokular, atau teleskop dan kamera DSLR.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus