Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana matahari cincin diprediksi akan terjadi pada Minggu 21 Juni 2020. Fenomena ini disebut hanya akan terjadi sekali sepanjang tahun ini dan sebagian wilayah di Indonesia akan bisa ikut menikmatinya--sekalipun hanya dalam bentuk gerhana matahari sebagian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peneliti di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto menerangkan, gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan Matahari tertutup piringan Bulan, dan tersisa bagian tepi di sekelilingnya yang tak tertutup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rhorom menuturkan itu terjadi karena posisi pengamat (di Bumi), Bulan, dan Matahari hampir segaris. Saat itu, posisi bulan berada terjauh dari Bumi sehingga tampak lebih kecil sehingga bagi pandangan pengamat, tak bisa menutupi seluruh piringan matahari.
Untuk melihat gerhana matahari, cincin maupun sebagian, Rhorom menyarankan menggunakan filter khusus yang dapat menapis 99,999 persen cahaya matahari yang membahayakan mata. Kacamata las juga dapat dipakai untuk mengamati gerhana matahari.
"Yang paling aman adalah melihatnya dari layar ponsel (handphone) atau komputer dengan cara mencari pengamat yang melakukan video streaming," katanya sambil menambahkan, "Lewat YouTube, misalnya."
Agar aman saat mengamati gerhana matahari, maka dapat menggunakan peralatan seperti kamera pinhole atau kamera lubang jarum, kacamata matahari, binokular, atau teleskop dan kamera DSLR.