Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Hantu Itu Ada karena Jamur, Kata Ilmuwan  

Pengalaman supranatural itu kemungkinan berkaitan dengan penciuman.

3 April 2015 | 12.05 WIB

Penampakan hantu dalam The Greatest Love. Foto: allkpop.com
Perbesar
Penampakan hantu dalam The Greatest Love. Foto: allkpop.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, New York - Banyak laporan pengalaman supranatural dari berbagai penjuru dunia. Umumnya kisah mereka dikaitkan dengan penglihatan, mungkin salah lihat atau memang melihat "hantu" betulan.

Tapi, penelitian dari tim peneliti Clarkson University di New York, Amerika Serikat, baru-baru ini, mencoba mengungkapkan hal lain: pengalaman supranatural itu kemungkinan berkaitan dengan penciuman. Demikian kabar yang dirilis oleh Mirror pada Kamis, 2 April 2015.

Kampus itu konon berhantu. Mahasiswa sering melaporkan melihat hantu di sebuah ruang di sana. Peneliti kemudian mencoba mencari kemungkinan hubungan antara kondisi udara ruang dan cerita-cerita hantu tersebut.

Peneliti mengatakan pengalaman manusia dalam kisah-kisah hantu itu serupa dengan simptom mental dan neurologis oleh beberapa orang yang terkena jamur beracun. Beberapa jamur, seperti rye ergot fungus, memang diketahui dapat menyebabkan gangguan jiwa bagi manusia.

Shane Rogers, associate professor teknik sipil dan lingkungan di universitas itu, menyatakan hubungan jamur beracun dan kisah hantu itu belumlah pasti, tapi menegaskan bahwa banyak pengalaman hantu berkaitan dengan lingkungan berjamur.

Tujuan penelitian ini, kata mereka, bukanlah untuk mematahkan legenda soal hantu tapi menyelidiki mengapa tempat-tempat tertentu dipandang berhantu.

"Hantu-hantu sering dilaporkan ada di bangunan-bangunan lebih tua yang boleh jadi memiliki kualitas udara yang buruk," kata Rogers.

Rogers, yang juga penggemar cerita hantu, bekerja bersama sekelompok mahasiswa untuk mengukur kualitas udara di beberapa tempat yang dilaporkan berhantu, seperti Remington Art Museum di Ogdensburg, New York, yang lama dikenal dengan cerita-cerita hantunya.

Tim ini akan mengumpulkan data di sana dan beberapa tempat lain selama musim semi dan panas dan akan menerbitkan hasilnya di akhir penelitian.

Apakah kamu percaya dengan hantu?

K | MIROR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus