Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Rekor Suhu Panas di Ciputat, Kenapa Peneliti BMKG Ini Tak Yakin dengan Bekasi?

Data suhu panas di Bekasi pernah menembus 40 derajat Celsius pada Januari lalu. Hot spell, begitu peneliti BRIN pernah menyebutnya.

10 Juni 2024 | 23.49 WIB

Warga menggunakan payung menghindari terik matahari saat beraktifitas diluar ruangan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia.  TEMPO/Subekti.
Perbesar
Warga menggunakan payung menghindari terik matahari saat beraktifitas diluar ruangan di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti BMKG dari Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Siswanto, meragukan bahwa data suhu panas di Bekasi pernah menembus 40 derajat Celsius pada Januari lalu. Hot spell, begitu peneliti BRIN pernah menyebutnya, dianggap berasal dari data yang belum terbukti sahih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Keyakinannya berbeda, misalnya, terhadap data suhu panas tertinggi di Indonesia yang dicatat di Ciputat, Tangerang Selatan, pada 17 April 2023. Saat itu, suhu maksimum harian dicatat di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kelas II Wilayah Ciputat sebesar 37,2 derajat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Itu pun disertai catatan bahwa lingkungan di mana stasiun pengukuran suhu udara itu berada kini tak cukup representatif sebagai taman alat meteorologi menurut standar Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Alat disebutkan telah dikelilingi bangunan rumah penduduk cukup tinggi, tidak mengikuti standar prosedur pengamatan.

BMKG lalu melakukan kajian dengan membandingkan catatan suhu udara di stasiun itu dengan stasiun terdekat yang dinilai lebih representatif sebagai taman meteorologi. Hasilnya, didapati karakteristik suhu kedua lokasi sama.

"Pada jam sama dengan pencatatan suhu 37,2 derajat itu, stasiun terdekat juga membukukan suhu harian yang maksimum," kata Siswanto menerangkan.  

Hal sama, Siswanto menerangkan, tak dapat dilakukan di wilayah Bekasi atau daerah penyangga di sisi timur Jakarta. Alasannya, ketiadaan stasiun atau alat BMKG pengukur suhu udara di wilayah tersebut hingga saat ini.

Itu sebabnya, BMKG, kata Siswanto, tak bisa membenarkan temuan data suhu maksimum harian berupa hot spell di wilayah ini. Sekalipun juga tak bisa membantahnya. "Bisa jadi perkembangan sama di Bekasi dengan Ciputat, bahkan lebih parah, tapi tanpa ada data sahih kami tidak berani simpulkan," katanya tentang perkembangan urban heat island.

Pemilik gelar PhD dari Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, ini tak merasa cukup dengan sumber pengukuran yang berasal dari stasiun cuaca otomatis milik perusahaan atau perorangan. Dia menyebut adanya standar pengukuran cuaca oleh BMKG. "Jadi ini sekaligus pekerjaan rumah untuk kami menyediakan alat ukur suhu udara standar di wilayah Bekasi."

Sebelumnya, kajian tim peneliti BRIN Menemukan rekor suhu maksimum harian di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Menelisik data dalam jaringan Weather Undergorund, mereka mendapati satu stasiun cuaca pribadi di Cikarang mencatat suhu maksimum harian sampai 40,6 derajat Celsius pada Januari lalu.

Pada Februari, ada catatannya yang sampai 39,9 derajat. Dan pada bulan-bulan lainnya sejak Desember lalu disebutkan hampir selalu melampaui 39 derajat Celsius. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus