Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sudah selama tiga bulan terak-hir sebagian warga Desa Cinta Mekar, Subang, Jawa Barat, tampak lebih sumringah. Itu tak lain karena listrik telah mengalir ke rumah mereka. Tengok saja tempat hunian pasangan buruh tani Syahri dan Yani. Ruang depan rumah mereka, yang ber-dinding setengah tembok sete-ngah kayu tanpa plafon, kini diterangi se-buah bolam (bola lampu) 15 watt. Kotak meterannya pun masih terlihat baru. ”Sebelumnya kami pakai cempor,” kata Yani sambil menggendong satu dari empat anaknya yang masih kecil-kecil.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo