Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Spanyol

Barcelona Disebut Klub Badut Oleh Mantan Pemainnya

Rentetan peristiwa yang terjadi belakangan ini membuat Barcelona dilabeli sebagai "klub badut".

8 Februari 2020 | 09.50 WIB

Penyerang Barcelona Antoine Griezmann, melakukan selebrasi bersama rekannya Lionel Messi setelah mencetak gol ke gawang Dortmund dalam pertandingan Grup F Liga Champions di Camp Nou, Barcelona, 28 November 2019. Barcelona kalahan Dortmund 3-1. REUTERS/Albert Gea
Perbesar
Penyerang Barcelona Antoine Griezmann, melakukan selebrasi bersama rekannya Lionel Messi setelah mencetak gol ke gawang Dortmund dalam pertandingan Grup F Liga Champions di Camp Nou, Barcelona, 28 November 2019. Barcelona kalahan Dortmund 3-1. REUTERS/Albert Gea

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rentetan peristiwa yang terjadi belakangan ini membuat Barcelona dilabeli sebagai "klub badut". Cap itu disampaikan oleh Christophe Dugarry, mantan pemain klub Liga Spanyol itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Barcelona baru saja dikalahkan Athletic Bilbao 0-1 dalam laga perempat final Copa del Rey. Kekalahan itu menjadi bagian dari rangkaian masalah yang belakangan dialami klub tersebut. Sebelumnya mereka memecat pelatih Ernesto valverde, juga muncul konflik terbuka antara Lionel Messi dan Eric abidal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dugarry, yang bermain selama 6 bulan di Barcelona pada 1997-98, mengkritik cara mantan klubnya itu dikelola dalam tahun-tahun belakangan ini.

"Itu adalah klub badut. Segalanya dilakukan dengan cara mundur," kata dia.

Dugarry melanjutkan, "Mereka membeli Coutinho, Dembele. Mereka membeli banyak pemain, lalu menjualnya. Anda mendapat kesan bahwa tak ada arah di klub tersebut," kata dia.

Baginya dalam setiap transfer yang dilakukan Barcelona selalu ada masalah. "Mereka merekrut dengan sangat buruk sejak kepergian Xavi dan (Andres) Iniesta. Mereka sudah menghabiskan banyak uang," kata Dugarry.

Menurut dia, kini Barcelona seperti menjelma menjadi klub tanpa kelas. "Di atas semuanya mereka memiliki citra buruk terlalu banyak orang yang tidak memiliki keanggunan kelas yang seharusnya tidak berada di klub itu ini sudah benar-benar menjadi klub tanpa kelas," kata Dugarry.

OMNI SPORT

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus