Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Indonesia

Berita 3 Wanita di Pentas Sepak Bola: Annisa, Viola, Esti Puji

Tiga wanita yang berkecimpung di sepak bola nasional membuat cerita pekan ini, yakni Annisa Zhafarina Qosasi, Viola Kurniawati, Esti Puji Lestari.

4 September 2019 | 20.16 WIB

Esti Puji Lestari, presiden Persijap. Instagram/@estilestari1
Perbesar
Esti Puji Lestari, presiden Persijap. Instagram/@estilestari1

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ada tiga wanita yang berkecimpung di arena sepak bola nasional membuat cerita pada pekan ini, yakni Annisa Zhafarina Qosasi, Viola Kurniawati, dan Esti Puji Lestari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Nama ketiganya menjadi pemberitaan karena aktivitasnya di klub sepak bola tanah air. Annisa terkait dengan kegiatannya menimba ilmu manajemen sepak bola, Viola soal keputusannya untuk mundur dari klub yang dipimpinnya, sedangkan Esti Puji Lestari mengabarkan perkembangan klubnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut rincian cerita ketiganya

1. Annisa Zhafarina Qosasi
(Chief Operating Officer atau COO Madura United)

Annisa Zhafarina Qosasi tengah mengikuti kursus manajemen bertajuk certifacate in football management. Dia sudah berada di Kota Nyon, Swiss sejak Kamis, 29 Agustus 2019.

Selama di sana, putri Presiden Madura United Achsanul Qosasi ini menceritakan, mendapat ilmu mengelola sepak bola di Eropa. Serta, menggali kesuksesan benua tersebut dalam bidang olahraga ini.

Annisa Zhafarina Qosasi. (instagram/@annisazhafarina)

Belum sepekan belajar di Benua Biru, Nisa sudah mulai paham tentang kelemahan pengelolaan klub sepak bola di Indonesia. Materi ini memang jadi bahasan dalam kursus.

“Materinya itu, kebanyakan tentang sepakbola Eropa dan seberapa ketinggalannya sepak bola Indonesia dibandingkan mereka, ya mendiskusikan juga penyebabnya dan dampak dari tertinggalnya itu,” tutur Nisa seperti dikutip laman Madura United.

Perempuan berusia 24 tahun itu juga mendapat materi soal industri sepak bola. “Sola industri sepak bola juga dan ini yang juga beberapa klub di Indonesia termasuk Madura United juga upayakan, ini bisa dikembangakn soalnya seluas-luasanya,” ia menambahkan.

Setelah ini, kursus itu bakal berlanjut secara online. Meski belajar jarak jauh, dia sudah mendapatkan sahboards atau pendidikan resmi untuk didalami. Nisa juga bakal membuat laporan dengan 4500 kata yang harus dikumpulkan bulan November.

Selain materi, Nisa mengaku, dapat melebarkan koneksinya di lintas negara. Sebab, yang belajar dan pematerinya adalah pelaku sepak bola di Internasional dan dari negara masing-masing.

“Di sana bukan hanya belajar, saya juga bisa mengembangkan koneksi saya dan pertemanan yang banyak. Yang hadir orang-orang sepakbola soalnya, mulai dari peserta dan yang memberi materi,” katanya.

Sebelumnya, Nissa dipastikan lulus seleksi untuk menimba ilmu di UEFA. Seusai belajar di Swiss, COO Madura United kan melanjutkan menimba ilmunya via online selama lima bulan. Baru, dia akan melanjutkan belajar ke London.

Selanjutnya: Esti Puji Lestari dan Viola Kurniawati

2. Esti Puji Lestari
(Presiden klub Persijap Jepara)

Esti Puji Lestari mengabarkan, klub Liga 3 yang dia pimpin, Persijap Jepara, resmi merekrut tiga pemain baru. Mereka adalah Anam Sahrul, Dani Raharjanto, dan M Daffa.

Anam Sahrul adalah pemain senior yang juga putra daerah. Presiden Persijap Esti Puji Lestari menyambut gembira bergabungnya Anam. "Kami menyambut positif bergabungnya putra daerah dengan tim Persijap," ujarnya.

Esti Puji Lestari, presiden Persijap. Instagram/@estilestari1

Sebelumnya, kata dia, ia mendengar banyak keraguan untuk bermain di Persijap karena anggapan manajemen tidak menghargai putra daerah. Anggapan tersebut, kata Esti, tidak benar karena manajemen selalu menghargai putra daerah.

Sementara itu Manajer Persijap Arief Setiadi mengatakan, penandatanganan kontrak ketiga pemain itu sudah dilakukan Senin malam, 2 September 2019, bertempat di mess Persijap di Jalan Ki Mangun Sarkoro.

Ia berharap dengan bergabungnya Anam Sahrul yang merupakan pemain senior bisa membuat Persijap semakin punya ruh. Apalagi, lanjut dia, pengalaman bermain di Liga Indonesia cukup banyak dan merupakan warga asli Jepara, tentunya semakin bersemangat mengharumkan nama Persijap. "Saya berharap target promosi ke kasta lebih tinggi bisa tercapai tahun ini," ujarnya.

Selanjutnya: Cerita Viola Kurniawati Mundur dari PSS Sleman

3. Viola Kurniawati
(Mantan CEO PT PSS Sleman)

Viola Kurniawati mengabarkan bahwa dia telah resmi mundur dari jabatannya sebagai CEO PT PSS Sleman per 31 Agustus 2019. Keputusannya hengkang dari PSS menuai banyak komentar dari netizen hingga sempat menjadi trending di sosial media Twitter pada 1 September 2019, lewat tagar #MaturNuwunViola.

Keputusan Viola, yang mantan media officer Persija Jakarta, itu cukup mengagetkan. Sebab, dia baru menduduki posisinya ini selama empat bulan.

Viola mengibaratkan pengunduran dirinya ini seperti supir yang diminta mengendarai mobil membawa penumpang mencapai titik tujuan. "Saya ini kan disuruh jadi supir ya, tapi kalau tidak ada bensinnya bagaimana? Jadi (kemunduran saya) mungkin lebih karena kesamaan visi yang belum sinkron saja," kata Viola pada Tempo, Selasa, 3 September 2019.

Viola Kurniawati. (twitter/@veeola)

Viola menegaskan, tak ada yang perlu disalahkan atas keputusannya ini. Awalnya, ia membayangkan, klub yang bermain di Liga 1 akan sangat cepat dinamikanya. Sedangkan PSS, menurut dia, sudah memiliki ritme sendiri.

Viola mencontohkan, dia ingin perjalanan tim dari Yogyakarta ke Jakarta ditempuh dengan pesawat agar cepat sampai. Tapi manajemen PPSS ingin mengendarai moda lainnya.

Dia menegaskan, tak pernah main-main jika mendapatkan kepercayaan, seperti menjadi CEO PSS. Bahkan, dia mematok target PSS sudah memperoleh lisensi klub profesional dari AFC pada dua atau tiga tahun ke depan. "Saya juga sudah buat roadmap tiga tahun ke depan untuk PSS seperti apa. Memang belum kelihatan, tapi ini jangka panjang. Soal akademi juga sudah kami siapkan," ujarnya.

Setelah memutuskan mundur, Viola berharap, penggantinya nanti bisa melanjutkan apa yang sudah dibangun dalam waktu singkat itu. Apalagi, ia bersama PSS juga telah membuat aplikasi dan sistem baku yang mengatur bagaimana operasional tim bekerja.

Viola mengaku, awalnya berat hati saat akan mengambil keputusan hengkang dari PSS padahal baru singkat menjabat CEO. Ia tak pernah peduli tekanan dalam bekerja karena sudah menjadi risiko dari profesi yang dilakoninya. "Tekanan di mana saja pasti ada, di setiap pekerjaan apa pun. Saya pernah merasakan tekanan yang lebih besar dari di sini, tapi tidak pernah ambil pusing," ujarnya.

Saat menangani PSS, Viola justru merasa semangatnya bangkit lagi untuk memajukan sepak bola Tanah Air. "Saya sempat patah semangat di sepak bola. Tapi di PSS Sleman saya menemukan hal-hal yang membuat saya jatuh cinta lagi dengan sepak bola," ujarnya.

Ia juga merasa agak berat meninggalkan PSS. "Saya sebenarnya belum pernah merasa disayang banyak orang seperti di sini, dari suporternya, manajemen, tim. Terlalu banyak hal berkesan di PSS bagi saya," ujar Viola.

Viola Kurniawati tak menampik ada sejumlah tawaran bekerja di bidang serupa atau sepak bola pasca-hengkang dari PSS. Namun, untuk sementara, ia tak mau pusing dengan pekerjaan barunya. "Habis ini saya mau pulang kampung dulu, berlibur," ujar perempuan yang sebelumnya menduduki jabatan sebagai staf Departemen Kompetisi PSSI ini.

ANTARA | MADURAUNITEDFC.COM | PRIBADI WACAKSONO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus