Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Espanyol adalah klub Catalan sebagaimana Barcelona FC. Tapi, nasib dan perjalanan prestasinya tidak sebagus tetangganya di ibukota provinsi Catalonia itu. Pada musim La Liga Santander 2019-2020 ini mereka finis di zona degradasi sehingga harus turun divisi musim depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sejarah pertandingan antartetangga alias derby, Espanyol lebih banyak direndahkan dalam partai derby Catalan ini, meski pertandingannya selalu sengit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sampai 31 Me 2009, Espanyol bermarkas tanding di Estadio Olimpico Montjuic. Gengsi Stadion Montjuic tak kalah dengan Camp Nou, milik Barcelona FC. Sebab, stadion yang terletak di perbukitan itu adalah tempat pembukaan Olimpiade Musim Panas 1992 di Barcelona.
Dari tempat pembukaan dan penutupan Olimpiade Barcelona 1992 ini untuk pertama kali pemain profesional diperbolehkan ikut pertandingan bola basket. Kumpulan pemain bintang NBA kemudian membawa Amerika Serikat merebut medali emas putra.
Negara-negara pecahan Uni Soviet ikut serta untuk pertama kali dan emas perdana Indonesia di Olimpiade dihasilkan dari pemain bulu tangkis Susy Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992.
Tapi, stadion semegah Montjuic pada akhirnya tidak mampu membawa Espanyol terus bertahan di La Liga meski mereka pernah memiliki ikon sebagai pemain maupun pelatih, Mauricio Pochettino, pada 2004-2006 dan 2019-2012 serta Ivan de La Pena, pemain Barcelona dan tim nasional Spanyol yang kemudian pindah ke Espanyol 2002-2011.
Ketika memiliki stadion sendiri, yaitu RCDE Stadium di kawasan El Prat, kawasan pinggiran kota Barcelona yang juga tempat pelabuhan udara, ada harapan Espanyol bisa lebih bersaing dengan tetangganya dari ibukota Catalan itu. Tapi, kenyataan sebaliknya. Mereka harus turun ke Divisi B.
Meski demikian, Direktur Olahraga Espanyol, Francisco Rufete, menegaskan kepada Marca bahwa mereka tidak akan menjual murah para pemainnya yang dibeli klub-klub lain, terutama dari La Liga Santander.
Ada Raul de Tomas, Leandro Cabrera, Diego Lopez, Marc Roca, Adri Embarba, dan Sergi Darder yang sudah muncul menyambut bursa trasfer La Liga setelah Espanyol terdegradasi. Klub Catalan ini misalnya mematok harga 15 juta euro atau sekitar Rp 259,45 miliar buat Cabrera, yang dibeli dari Getafe enam bulan lalu dengan sembilan juta euro.
Espanyol seperti harus turun gunung setelah meninggalkan Stadion Montjuic yang memiliki pemandangan yang indah ketika musim panas tiba. Dari Montjuic, kita bisa melihat kawasan dataran rendah tempat kapal-kapal meluncur di sepanjang pantai Barcelona.