Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Champions

Final Liga Champions: Manchester City Bisa Jadi Raja Baru Eropa, Inter Milan Jadi Ancaman

Dominasi Manchester City di kancah sepak bola Inggris tak terbantahkan di bawah Pep Guardiola. Mungkinkah dominasi meluas ke Eropa?

8 Juni 2023 | 15.59 WIB

Pelatih Manchester City Pep Guardiola.  REUTERS/Toby Melville
Perbesar
Pelatih Manchester City Pep Guardiola. REUTERS/Toby Melville

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dominasi Manchester City di kancah sepak bola Inggris tak terbantahkan di bawah Pep Guardiola. Namun, satu kemenangan pada final Liga Champions melawan Inter Milan baru bisa membuat pasukan Si Biru Langit menjadi raja baru benua Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Guardiola memberikan trofi ke-11 dalam tujuh tahun kepada Manchester City milik Sheikh Mansour. Itu terjadi setelah The Citizens mengalahkan Manchester United untuk menjuarai Piala FA akhir pekan lalu. Trofi Piala FA menjadi trofi kedua musim ini setelah City berhasil mengklaim gelar Liga Inggris.
 
Sekarang, hanya Inter yang bisa menghalangi treble Manchester City. I Nerazzurri juga yang bisa menjegal City untuk menyamai prestasi unik Manchester United tahun 1999. Meniru capaian Man United akan membantu Man City menghilangkan rasa rendah diri di kompetisi kasta tertinggi klub Eropa tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yang lebih penting, pemilik Manchester City akhirnya bisa mendapatkan trofi Eropa, trofi yang sudah diinginkan sejak kucuran dana besar untuk klub berlaku sejak 2008. City nyaris menjadi juara pada 2021, tetapi mereka gagal mengalahkan Chelsea pada laga final Liga Champions di Porto.

Kekalahan pada final Liga Champions masih menghantui Guardiola yang ingin memenangkan trofi untuk ketiga kalinya. Ia pernah meraih trofi Si Kuping Besar saat menukangi Barcelona pada 2009 dan 2011. Kali ini, Guardiola akan tampil melawan tim Inter Milan, tim kejutan yang mampu melaju ke final. Bagi Inter, ini adalah laga pertama kalinya sejak mereka menjadi juara Liga Champiions usai mengalahkan Bayern Munich 2-0 pada 2010.

City tentu menjadi favorit, tidak diragukan lagi. Mereka melewati klub mapan yang lebih dulu mendominasi Eropa seperti Bayern Munchen dan Real Madrid dalam perjalanan ke final.  Dengan Erling Haaland, yang telah mencetak 52 gol di semua kompetisi, di lini serang, Kevin De Bruyne memimpin orkestra permainan, dan penampilan solid dari kapten Ilkay Gundogan, Inter akan menghadapi tugas berat nan menakutkan.
 
Tapi, Guardiola sadar betul melawan klub asal Italia tak selalu mulus. "Final melawan tim Italia tidak selalu menjadi hadiah terbaik, sejujurnya," kata dia dikutip dari Reuters.

Inter asuhan Simone Inzaghi finis ketiga di klasemen Serie A, terpaut 18 poin di belakang sang juara Napoli. Label underdog akan menjadi salah satu kekuatan mereka. Itu terjadi pada 2010 ketika tim asuhan Jose Mourinho menyergap Bayern Munchen dengan permainan serangan balik yang luar biasa mematikan.

Inter hanya kebobolan tiga gol selama enam pertandingan di babak sistem gugur Liga Champions tahun ini. Mereka mengalahkan FC Porto, Benfica, dan AC Milan untuk mencapai final.

Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi menyapa para penonton setelah berakhirnya pertandingan antara Genoa Vs Inter Milan dalam Liga Italia di Stadio Comunale Luigi Ferraris, Genoa, Italia, 25 Februari 2022. REUTERS/Massimo Pinca

Pada Alessandro Bastoni, mantan pemain Manchester United Matteo Darmian dan Francesco Acerbi, Inter memiliki trio pertahanan yang berpengalaman. Mereka bisa menerapkan metode terbaik dalam permainan klub asal Italia dalam bertahan. Mereka kemungkinan akan menikmati tantangan untuk mencoba menghentikan para pemain bintang City.

"Menjadi mantan pemain United mungkin merupakan motivasi ekstra. Akan bagus bermain melawan mereka. Ini akan seperti derby bagi saya," kata Darmian. "Ini tidak akan mudah. Mereka adalah tim terbaik di dunia tetapi kami memiliki kemampuan untuk mengalahkan mereka."

Gelandang Henrikh Mkhitaryan juga tak begitu asing saat menghadapi Manchester City saat masih membela Manchester United. Di lini depan, Edin Dzeko pernah merebut hati fans City, sedangkan Lautaro Martinez memberikan ancaman yang cukup besar.

Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi mengatakan laju Inter Milan ke final Liga Champions bak mimpi. Namun, ia sadar betul harus mengerahkan semua kemampuan di Istanbul. "Jika para pemain City ingin mencapai keabadian dalam sepak bola, mereka harus mendapatkannya," kata dia.

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Lulus dari Universitas Indonesia program studi Indonesia pada 2014, ia bergabung bersama Tempo pada 2015. Sempat meliput politik dan hukum seputar Pemilu 2019, ia kini berfokus pada isu gaya hidup dan olahraga. Pada 2019, bersama Danang Firmanto, ia meraih ExCel Award, penghargaan untuk karya jurnalistik terbaik di bidang pemilu di kawasan ASEAN.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus