Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lionel Messi dan Ronaldinho adalah jenius sepak bola dari generasi berbeda, tapi karier mereka sempat beririsan. Mereka pernah bermain bersama Bacelona. Keduanya juga sama-sama pernah memperkuat Paris Saint-German (PSG), meski dalam jalur yang bertolak belakang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Messi baru bergabung dengan PSG pada bulan ini. Ia mungkin sedang menapaki sisa-sisa kariernya yang gemilang. Ronaldinho sebaliknya. Ia bergabung dengan PSG, pada 2001-2003, di masa awal kariernya, sebelum menyihir sepak bola Eropa dengan gerakan-gerakan indahnya di lapangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ronaldinho adalah idola Lionel Messi. Di Barcelona, pada 2003-3008, dia menjadi mentor pemain lulusan La Masia itu. Keramahan dan keterbukaan pemain Brasil itu diakui Messi membuatnya lebih nyaman saat berada di ruang ganti Barcelona yang bertabur bintang.
Ronaldinho datang ke PSG setelah ia tampil cemerlang di Copa America 1999 bersama Timnas Brasil. Awal kiprahnya diwarnai masalah. Klub lamanya, Gremio, tak mau suka rela melepasnya. Mereka merasa ditelikung PSG karena tahu-tahu memberitahu bahwa mereka sudah mencapai kesepakatan dengan pemain itu. Padahal klub Brasil itu tengah melakukan negosiasi perpanjangan kontrak.
Selanjutnya: Awal Sulit lalu...Bang!
Ronaldinho datang ke Paris pada awal musim 2001-2002. Kala itu, PSG belum seperti sekarang: masih merupakan klub pinggiran yang berkutat di papan tengah Liga Prancis.
Awalnya, nasib Ronaldinho sempat menggantung. Ia tidak bisa bermain karena terkendala dokumen. Gremio tak mau menandatangani dokumen kepindahannya, juga enggan menerima uang dari PSG. Kasusnya ditangani FIFA dan selama prosesnya Ronaldinho tidak boleh bermain.
Akhirnya, kasusnya tuntas. FIFA memberi lampu hijau untuk pemain yang dikenal dengan senyum khasnya ini. Ia memakai nomor 21 dan berada dalam tim yang juga diperisi Jay-Jay Okocha, Nicolas Anelka, serta Mauricio Pochettino (kini pelatih PSG) yang merupakan kapten tim.
Ia mengawali kiprahnya di klub Ligue 1 itu dengan landai. Setelah melakukan debut pada 4 Agustus 2001, dengan tampil sebagai pemain pengganti dalam hasil imbang 1-1 dengan Auxerre, ia menghabiskan beberapa bulan pertamanya bolak balik antara starter dan pemain pengganti. Dua assist dan satu gol dari titik penalti menjadi rapor Ronaldinho dalam 13 pertandingan pertamanya di Eropa.
Setelah kembali dari jeda musim dingin daya magisnya mulai terlihat. Ia mencetak gol dalam empat pertandingan berturut-turut. Gol-gol itu diciptakan dengan cara yang sangat mengesankan.
Selanjutnya: Sihir itu...
Setelah gol-gol itu, ia tak henti menyihir: dengan gocekan mautnya, dengan tendangan bebasnya yang yahud, juga aksi lainnya yang selalu diiringi senyum. Dari jauh sekalipun para penonton akan segera mengenalinya karena rambut khasnya.
22/02/03
— My Greatest 11 (@MyGreatest11) February 22, 2021
Ligue 1 Goal of the Season
RONALDINHO vs Guingamppic.twitter.com/Fc6YzfjBHy
Selama dua musim di PSG ia tampil 77 kali dan menyumbang 22 gol. Kecemerlangannya membuat dia dijuluki O Rei, Raja Masa Depan.
Kecemerlangan itu juga mengundang minat klub besar. Salah satunya Barcelona. Presiden Barca saat itu, Joan Laporta, mati-matian mengejarnya dan akhirnya sukses mengalahkan Manchester United yang juga agresif mengejar. Pada Juli 2003 Ronaldinho berlabuh di Camp Nou.
Lihat betapa kontras lintasan karier Ronaldo dan Messi. Ronaldo didatangkan Laporta sebagai bintang baru ke Barcelona. Sedangkan, kini, Messi dilepas Laporta ketika usia pemain itu mulai beranjak, meski namanya masih menjulang. Messi tak lagi bisa dijaga Barca yang mengalami kesulitan keuangan.
PLANET FOOTBALL, PSG