Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sepakbola

Kisah Widodo Cahyono Putro di Piala Asia: Cetak Gol Akrobatik hingga Melawan Shin Tae-yong

Widodo Cahyono Putro kembali mengenang momen bersejarah ketika dia tampil bersama timnas Indonesia di Piala Asia 1996.

10 Januari 2024 | 20.22 WIB

Widodo Cahyono Putro. (instagram/persita.official)
Perbesar
Widodo Cahyono Putro. (instagram/persita.official)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Indonesia akan berkompetisi di Piala Asia 2023. Ini merupakan keikutsertaan Skuad Garuda yang kelima setelah sebelumnya tampil di putaran final pada edisi 1996, 2000, 2004, dan 2007.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Piala Asia 1996 menjadi salah satu edisi yang spesial untuk timnas Indonesia. Bukan hanya karena kali pertama Pasukan Garuda tampil, tetapi juga ada beberapa momen bersejarah yang tercipta. Salah satu yang paling diingat adalah gol salto akrobatik penyerang Widodo Cahyono Putro ke gawang Kuwait.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gol itu tercipta berawal dari keberhasilan Ronny Wabia mencuri bola dari bek Kuwait. Ia lalu bergerak ke sisi kanan untuk kemudian mengirim umpan ke kota penalti. Bola disambar Widodo Cahyono Putro dengan tendangan salto yang melesat ke pojok kanan gawang Kuwait. Namun gol spektakuler tersebut belum bisa membawa Indonesia meraih kemenangan karena pertandingan tersebut berakhir imbang 2-2.

Widodo kembali mengenang momen bersejarah tersebut. Ia mengungkapkan bagaimana tekadnya kala itu untuk membela tim nasional dan menampilkan performa sebaik mungkin hingga akhirnya mampu membuat kenangan yang akan selalu diingat sepanjang masa.

"Saya punya cita-cita ketika sudah masuk dunia sepak bola, saya ingin menembus tim nasional. Setelah itu apa? Jangan disia-siakan dalam arti harus bisa mencapai target dengan berusaha dari individu saya," ujar dia kepada Tempo, Rabu, 10 Januari 2024.

"Atas izin Tuhan waktu itu saya bisa cetak gol spektakuler (di Piala Asia). Jadi, tekad itu harus ada dan tekad itu saya miliki ketika saya sudah membela timnas dan lolos ke Piala Asia. Apa yang harus dikejar? Kalau bisa timnya lolos ke fase gugur atau juara, tapi kalau tidak bisa, secara individu kita harus bisa membuat paling tidak sejarah yang bisa dikenang," kata dia menambahkan.

Gol salto Widodo akhirnya dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia 1996. Meski akhirnya timnas Indonesia gagal lolos dari fase grup, keinginan pria yang kini menjabat sebagai pelatih Deltras FC itu pun terwujud. Ia sukses menciptakan sejarah yang akan selalu dikenang pencinta sepak bola dari masa ke masa.

Lebih lanjut, Widodo menceritakan pertemuannya dengan Shin Tae-yong saat Indonesia berhadapan dengan Korea Selatan. Saat itu, kedua tim bersua pada laga ketiga fase grup. Pertandingannya pun berakhir dengan skor 4-2 untuk kemenangan Korea Selatan.

"Iya (bertemu). Shin Tae-yong kalau tidak salah waktu itu bermain di babak kedua," tuturnya. "Korea Selatan saat itu levelnya tetap berada di atas kita, tapi waktu itu kita nothing to lose. Saya pribadi tidak ada kepikiran 'waduh melawan Korea begini-begini', pokoknya saya main saja."

Widodo menegaskan dia tak gentar dengan para pemain Korea Selatan meski levelnya berbeda. Walau pada akhirnya gagal meraih kemenangan, ia tetap bersyukur karena Indonesia mampu membuat dua gol yang salah satunya dia cetak.

Kini, Widodo berharap kepada timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong untuk bisa melaju ke babak 16 besar Piala Asia 2023. Dengan komposisi skuad saat ini, dia yakin peluang mencapai target tersebut bukan sesuatu hal yang mustahil.

Randy Fauzi Febriansyah

Jurnalis olahraga Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus