Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) telah rampung direnovasi setelah lima bulan pengerjaan. Meski banyak mengalami perubahan, tapi dengan rumput stadion.
Jenis rumput Zoysia Martella atau rumput Manila masih tetap digunakan sebagai rumput utama stadion. Rumput itu dinilai masih paling baik dan sudah sesuai dengan standar FIFA.
"Ini rumput yang paling baik untuk lapangan sepak bola. Di Indonesia sudah ada budi daya rumput ini," kata Manajer Produksi Kontraktor PT ADHI Karya, Chabbib Wawan, saat ditemui di Stadion GBK, Rabu, 10 Januari 2018.
Sejak awal renovasi, pihak pengembang memang diminta tak memasang rumput jenis baru. Standar FIFA memang menyarankan penggunaan rumput asli dibanding rumput sintesis. Namun, untuk memastikan tak ada lagi genangan air saat hujan lebat, pihak kontraktor langsung membenahi drainase lapangan.
"Sebelum lapangan ditanami rumput, struktur bawahnya kami ubah semua. Ada pipa-pipa dan batu-batu yang intinya agar memastikan lapangan menyerap air dengan baik," kata Wawan.
Hal ini pun, menurut Wawan, sudah teruji saat Stadion GBK diguyur hujan besar dalam beberapa hari. Pihak Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pun telah datang ke lapangan dan memastikan lapangan sudah layak pakai.
Tugas saat ini, kata Wawan, adalah merawat rumput. Apalagi rumput Manila tergolong banyak membutuhkan perawatan. Seminggu sekali, rumput harus dipupuk dan dipotong setinggi 3,5-4 cm. Rumput ini juga harus rutin mendapat obat khusus untuk memastikan kondisinya baik.
Dari pantauan Tempo, petugas lapangan saat ini sedang membuat pola lapangan. Lapangan ini memang rencananya akan digunakan untuk pertandingan timnas Indonesia vs Islandia pada 14 Januari 2018. Pertandingan itu sekaligus menjadi peresmian SUGBK setelah renovasi.
EGI ADYATAMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini