TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (
PB PABBSI) mempersilakan salah satu atlet angkat besinya, Deni, untuk segera menyelesaikan masalah pribadinya. PABBSI masih percaya Deni dapat menjadi salah satu atlet yang diandalkan di Asian Games 2018, Agustus nanti.
"Kalau saya dan Pak Roeslan (Roeslani, ketua umum PB PABBSI) tidak membela kiri kanan, tapi selesaikan masalah dan saat ini sudah dalam proses. Saat ini sudah ditangani KUA dan masuk pengadilan agama. Biar mereka selesaikan, sekarang sudah pada jalur yang benar," kata Wakil Ketua Umum PB PABBSI, Joko Pramono, saat ditemui di Kemenpora, Rabu, 1 Februari 2018.
Deni dituduh sang istri, Wiwi Sofianty, telah berselingkuh dan menikahi wanita lain. Wiwi pun mengatakan di media sosial terkait hal ini. Masalah ini pun menjadi ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak yang kemudian mengusulkan kepada PABBSI untuk mengeluarkan Deni dari pelatnas angkat besi.
Joko meminta masyarakat agar tidak begitu saja mengambil kesimpulan terkait kasus Deni. "Kalian belum tahu apa yang terjadi. Tidak perlu diberi tahu (masalah keluarganya apa), ini keluarga orang. Tapi, kami cari jalan terbaik, agar tidak ada yang dikorbankan," kata Joko.
Joko juga mengatakan konflik ini sedikit banyak mengganggu proses latihan Deni. Karena itu, ia meminta agar Deni sesegera mungkin menyelesaikan masalahnya di Kantor Urusan Agama. Apalagi Asian Games 2018 tinggal menghitung bulan.
Deni menjadi salah satu atlet yang diharapkan PB PABBSI menjadi kuda hitam di Asian Games 2018 mendatang. Indonesia punya lifter putra tingkat dunia, seperti Eko Yuli Irawan dan Triyatno. Nama Deni yang baru 28 tahun, menjadi harapan Indonesia untuk mendulang tambahab emas.
Absennya dua kekuatan besar, Cina dan Kazakhstan, di nomor angkat besi Asian Games 2018 nanti, diharapkan mampu membuka peluang Deni meraih prestasi. "Dia (Deni) ini kuda hitam yang kita harapkan emas di Asian Games 2018. Dan ada pula dua lainnya," kata Joko.
Deni rencananya akan turun di nomor 69 kilogram. Nomor ini pula yang berhasil ia juarai saat membela Indonesia di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur Malaysia. Prestasi itu membuat Deni masuk dalam atlet berprestasi yang direkomendasikan untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil.
Namun pasca kasus ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga memutuskan untuk menunda rekomendasi PNS bagi Deni. Atlet ini telah menuliskan surat permohonan maaf kepada Menpora Imam Nahrawi terkait kasus ini.
Deni meminta agar diizinkan tetap berada di pelatnas dan ikut berkompetisi di Asian Games 2018 nanti.
EGI ADYATAMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini