Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen Piala AFF Suzuki Cup 2018 tinggal sepekan lagi bergulir. Sepuluh tim sepak bola negara di Asia Tenggara yang dibagi dalam dua grup sudah mulai mempersiapkan diri.
Baca: Piala AFF 2018: Thailand akan Jadi Lawan Terberat Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelatih tim nasional (Timnas) Indonesia Bima Sakti sudah memanggil 23 pemain yang masuk dalam pemusatan latihan nasional di Cikarang, Jawa Barat. Namun sebelum menyaksikan laga perdana Indonesia di Piala AFF, ada baiknya mengenal pelatih yang ada di belakang tim.
Baca: Pesaing Indonesia, Filipina Targetkan Juara AFF Bersama Eriksson
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia berada di Grup B bersama Thailand, Filipina, Singapura, dan Timor Leste. Pada ajang Piala AFF kali ini jajaran pelatih tim masing-masing kontestan menarik dicermati. Dari lima tim hanya Indonesia dan Singapura yang mengandalkan pelatih domestik, sisanya merupakan asing. Kehadiran mantan pelatih Inggris Sven Goran Eriksson semakin menambah daya tarik turnamen yang digelar setiap dua tahun sekali ini.
Berikut ini profil singkat pelatih Timnas di Grup B Piala AFF 2018
Bima Sakti, Indonesia
Penunjukan Bima Sakti Dianggap Tepat
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih kepala Timnas. Piala AFF menjadi debut pertama bagi pelatih berusia 42 tahun itu. Sebelum ditunjuk, Bima merupakan asisten pelatih Luis Milla yang menukangi Timnas U-23 Indonesia di ajang Asian Games 2018.
Secara garis besar, Bima membawa materi pemain yang tidak jauh berbeda dengan skuat di Asian Games 2018. Pelatih klub Mitra Kukar, Rahmad Darmawan mengatakan, kualitas pelatih lokal tidak kalah dibandingkan dengan pelatih asing. Menurut dia, untuk ajang setingkat Asia Tenggara pemilihan pelatih lokal sudah tepat. Satu hal yang pasti, Bima merupakan orang Indonesia pertama yang tampil di Piala AFF baik sebagai pemain dan pelatih.
Fandi Ahmad, Singapura
Pelatih Timnas Singapura Fandi Ahmad (kiri). (aseanfootball.org)
Senada dengan PSSI, Federasi sepak bola Singapura pun lebih mempercayai pelatih lokal untuk menghadapi persaingan di Piala AFF 2018. Fandi Ahmad mempunyai reputasi yang baik di sepak bola Singapura. Ia sudah membela Timnas Singapura di 101 pertandingan dengan mencetak 55 gol. Sementara sebagai pelatih ramuannya sudah teruji, yaitu dengan memberikan dua gelar juara di Liga Utama Singapura.
Pelatih berusia 56 tahun itu menyambut baik format baru di Piala AFF, yakni adanya laga kandang-tandang. Menurut dia, dengan ada laga kandang anak asuhnya berpeluang meraih poin maksimal.
Milovan Rajevac, Thailand
Milovan Rajevac. AP/Darko Vojinovic
Milovam Rajevac punya pengalaman yang panjang dalam menangani tim nasional. Prestasi terbaiknya ialah membawa Ghana ke babak perempat final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Federasi sepak bola Thailand mengontrak pelatih asal Serbia itu terhitung 2017.
Rajevac yang tahun ini genap berusia 64 tahun mempunyai tugas cukup berat. Pasalnya empat pemain terbaik Thailand bakal absen membela negaranya. Keempat pemain itu bermain untuk klub. Mereka adalah Kawin Thamsatchanan (OH Leuven, Belgia), Chanathip Songkrasin (Consadole Sapporo, Jepang), Teerasil Dangda (Sanfrecce Hiroshima, Jepang), dan Theerathon Bunmathan (Vissel Kobe, Jepang). Keempatnya akan digantikan oleh para pemain muda.
Sven Gorak Eriksson, Filipina
Sven-Goran Eriksson tiba di stadion untuk pertandingan persahabatan antara Swedia dan Bahrain di Doha, Bahrain, Rabu (18/1). REUTERS/Fadi Al-Assaad
Siapa yang tidak mengenal sosol Sven Goran Eriksson. Sederet pengalamannya melatih klub di Eropa dan tim nasional rupanya menarik minat federasi sepak bola Filipina untuk menjadikannya pelatih utama. Kehadiran pelatih asal Swedia itu cukup mengejutkan karena federasi baru mengumumkannya pada pekan lalu.
Sosok Eriksson begitu terkenal kala menangani klub-klub elit Eropa. Tercatat pelatih berusia 70 tahun itu sudah menangani AS Roma, Lazio, Benfica, dan Manchester City. Di level Timnas, ia dipercaya melatih tim nasional Inggris sepanjang periode 2002 dan 2006 dalam rangka menghadapi Piala Dunia.
Norio, Tsukitate, Timor Leste
Sosok Norio Tsukitate nampaknya tak banyak dikenal. Pelatih asal Jepang itu punya rekam jejak yang tak terlalu mentereng. Namun pengalamannya melatih di tim nasional patut diwaspadai. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pelatih berusia 58 tahun itu sudah menangani tiga Timnas, yaitu Guam, Bhutan dan Timor Leste U-23.
Keberhasilan Tsukitate membawa Timor Leste ke putaran final Piala AFF layak diapresiasi. Ia sukses membawa timnya setelah menyingkirkan Brunei Darussalam di babak kualifikasi. Terakhir kali Timor Leste masuk di Piala AFF pada 2004. Penampilan tahun ini merupakan kali kedua bagi anak asuh Tsukitate di turnamen AFF 2018.
ADITYA BUDIMAN | AFF