Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Inter Milan baru saja memastikan diri meraih gelar juara Liga Italia. Mereka meraih scudetto ke-19 dengan masih menyisakan empat pertandingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ini menjadi gelar pertama mereka dalam 11 tahun terakhir. Tim asuhan Antonio Conte ini sekaligus meruntuhkan dominasi Juventus yang susah digoyahkan dalam satu dekade terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti apa profil klub Serie A ini? Inter Milan merupakan salah satu tim raksasa yang bermarkas di Milan, Italia. KLub ini merupakan pecahan dari tim sekotanya, yaitu AC Milan pada 1908.
Nama klub itu, Internazionale, ini berasal dari keinginan anggota pendirinya untuk menerima pemain asing tanpa batas seperti halnya juga pemain Italia.
Klub ini dijuluki I Nerazzurri merujuk pada seragam mereka yang berarti hitam dan biru.Ratusan pendukung Inter Milan melakukan selebrasi usai timnya berhasil meraih scudetto Serie A di Duomo di Milano, 2 Mei 2021. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Kejayaan Awal
Mereka sudah menjadi juara liga domestik pada 1910. Sepuluh tahun kemudian itu sukses itu berulang.
Tapi, masa keemasan pertama Inter berlangsung pada 1960–1967, yang kerap dilabeli Inter yang hebat (Grande Inter). Mereka dianggap jadi tim terbaik Eropa di bawah arahan pelatih Helenio Herrera dan dikomandoni gelandang Luis Suárez.
Kala itu mereka berhasil menjuarai liga domestik pada musim 1962/63, 1964/65, dan 1965/66. Mereka juga merebut Piala Eropa beruntun pada 1964 dan 1965.
Selanjutnya: Berkah dari Skandal Juve
Berkah dari Skandal Juve
Tim yang markas di San Siro, Milan, ini merasakan kejayaannya berikutnya saat Juventus terkena kasus calciopoli (pengaturan skor) pada tahun 2006. Ketika itu Inter meraih 5 kali gelar Serie A secara beruntun.
Prestasi terbesar Inter dalam periode itu adalah saat dilatih Jose Mourinho. Mereka berhasil meraih menyabet tiga gelar sekaligus (treble) pada musim 2009/2010, dengan memenangkan gelar Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champion.
Di final Liga Champions mereka mengalahkan Bayer Munich 2-0. Dengan kecakapan Jose Mourinho meramu startegi, Inter memenangi pertandingan tersebut, berkat dua gol Diego Millito.Jose Mourinho saat masih melatih Inter Milan dan berhadapan dengan Pep Guardiola yang melatih Barcelona. AP/Manu Fernandez
Saat itu skuad Inter di isi oleh banyak pemain bintang seperti, Samuel Eto'o, Diego Millito, Marco Matterazi, Wesley Sneijder, dan sang kapten Javier Zanetti.
Sayangnya, setelah torehan besar tersebut, Inter mengalami berbagai masalah secara internal. Hal itu mulai berpengaruh pada peforma mereka.
Pada 2012 ketika Inter mulai mengalami penurunan, pemilik saham terbesar, Massimo Morati, memutuskan menjual saham miliknya. Saham tersebut dibeli oleh International Sports Capital HK Ltd. yang dipimpin pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir, pada 15 Oktober 2013.
Kehadiran Erick Thohir menjadi presiden Inter sempat menimbulkan euforia yang cukup besar di masyarakat Indonesia. Terutama bagi fans Inter yang berharap pengusaha Indonesia itu bisa membangkitkan Inter.
Namun, harapan itu tak berbuah.Prestasi Inter sama sekali tidak mengalami peningkatan. Pencapaian terbaik dari tim berjuluk I Nerazzuri tersebut hanya menduduki peringkat keempat Serie A musim 2015/2016.
Erick Thohir kemudian memutuskan untuk menjual seluruh asetnya di Inter kepada Suning Holdings Group pada 2016, perusahaan asal Cina yang memiliki total kekayaan hingga triliunan rupiah.
Dengan suntikan dana dari pemilik barunya Inter mulai menggeliat. Pada 2019 Steven Zhang selaku presiden Inter merekrut Antonio Conte sebagai juru taktiknya yang baru. Sebelumnya Conte merupakan pelatih yang mengembalikan Juventus dari Serie B menuju Serie A.
Selanjutnya: Dan Datanglah Antonio Conte
Dua tahun di Inter, Antonio Conte mampu menyudahi paceklik trofi Nerazurri yang terakhir kali memenangi Coppa Italia pada 2011. Ia melakukannya dengan meruntuhkan dinasti Juventus, yang ia bantu letakkan fondasinya pada musim 2011/12.
Conte berhasil membangun sebuah tim hebat dengan diisi pemain berpengalaman seperti Romelu Lukaku, Christen Ericksen dan Arturo Vidal.Ratusan pendukung Inter Milan melakukan selebrasi usai timnya berhasil meraih scudetto Serie A di Duomo di Milano, 2 Mei 2021. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Dengan melihat dominasi Inter pada Serie A musim 2020/2021 ini, suporter klub itu akan antusia menatap musim depan. Ulangan raihan trebel winner, yang sebelumnya hanya mampu dilakukan Barcelona, menjadi harapan mereka.
Prestasi Inter Milan:
Gelar juara Liga Italia: 19 (masih di bawah Juventus yang 36 kali juar).
Gelar Coppa Italia: 7
Gelar Piala Super Italia: 5
Gelar Liga Champions/Europen Cup: 3
Gelar Piala UEFS: 3
Gelar Piala Dunia Klub: 1.
BERBAGAI SUMBER | ANGGIE RIZKI GOVALDI
Baca Juga: Lukaku Pemain Bergaji Tertinggi di Inter, Pembayaran Sempat Seret