Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari itu 28 Desember 2004, dua hari setelah tsunami menggulung sebagian Asia. Di atas hamparan lumpur pasir kecokelatan, seorang perempuan meraung sejadi-jadinya. Raut wajahnya yang menempel pada bumi yang keras. Mulutnya menganga. Dengan telapak tangan terbuka ke atas, ia menelungkup tanpa daya. Di sebelahnya tampak lengan sang anggota keluarga yang tewas itu. Itulah duka, ratapan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo