Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ulee Lheue, Banda Aceh, 100 hari pasca-tsunami. Seorang perempuan berpayung berdiri terpaku di atas puing rumah milik almarhum abangnya. Angin kuat berembus melipat sebagian payungnya yang bermotif bunga warna ungu, putih, dan krem. Sejak tsunami menggulung pada 26 Desember lalu, sang perempuan tak menemukan jenazah abang satu-satunya itu. Dan hari itu, dengan segenap ketegarannya, ia mengenang abangnya yang hilang entah ke mana. Air matanya menitik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo