Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta atau DKJ segera menghelat sebuah festival sastra internasional dalam Jakarta International Literary Festival atau JILF 2019. Festival sastra ini menghadirkan beragam program acara mulai 20 - 24 Agustus 2019 di Teater Kecil dan Teater Besar Taman Ismail Marzuki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panitia Jakarta International Literary Festival 2019 mengundang penulis kondang keturunan Palestina, Adania Shibli. Dia dua kali menerima penghargaan A. M. Qattan Foundation untuk sebagai penulis muda Palestina.
Selain Adania Shibli yang menjadi pembicara utama, JILF 2019 juga mengundang 35 penulis ternama dari Indonesia dan beberapa negara, seperti Malaysia, India, Filipina, Amerika Serikat, Botswana, Somalia, Thailand, Turki, Cyprus, Singapura, Afrika Selata, dan Mauritius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jakarta International Literary Festival 2019 akan dikurasi oleh Eka Kurniawan, Isyana Atharini, dan Yusi Parianom. Mereka melebur dalam festival yang mengambil tema besar Pagar. "Tema ini mencerminkan batasan-batasan yang makin lebur akibat arus globalisasi, sekaligus menjadi sesuatu yang dilintasi sebagai pelindung dan pemisah," ujar Yusi Avianto Pareanom, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta saat berkunjung ke Tempo, Senin, 22 Juli 2019.
Adania Shibli menjadi pembicara utama karena dinilai sebagai penulis yang berprestasi dan diharapkan memberikan perspektif yang berbeda. "Dia juga menerima penghargaan di usia yang cukup muda, yaitu 33 tahun," kata Isyana. Kehadiran Adania Shibli juga menjadi representasi akan situasi atau negara yang berbeda dari yang selama ini diketahui masyarakat lewat media.
Jakarta International Literary Festival atau JILF 2019 mengangkat tema Pagar.
Perempuan Palestina berusia 45 tahun itu diharapkan dapat memberikan gambaran baru tentang Palestina. Pada festival nanti, Adania Shibli juga akan berdiskusi dengan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dan Ramon Guillermo, akademikus dari Filipina. Ada juga sesi khusus untuk mendiskusikan karya Adania Shelbi.
Yusi Parianom menjelaskan program utama Jakarta International Literary Festival 2019 antara lain simposium, lab sastra, penerbitan jurnal sastra nasional, penerbitan buku bacaan sastra liar, pasar hak cipta buku, dan pameran arsip sejarah sastra Indonesia. "Ada pula sastra dalam sinema yang diangkat dari novel dengan konsep layar tancap," ujar Linda Christanty, anggota komite sastra.
Program lainnya adalah Poetry Battle, Musik Sastra, Dapoer Dongeng, dan Teater Koma, Pasar Buku bersama Patjar Merah, Bazar Sastra, dan Tumpah Ruah. Poetry Battle akan mengundang penulis serta peserta JILF untuk membaca puisi dalam satu forum. Sedangkan Musik Sastra akan dimeriahkan oleh kehadiran Dara Muda Project, Nona Ria, Sal Priadi, Penampil Musik Dangdut.