Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Diperankan Pemain Asli NTT, Women from Rote Island Kampanyekan Stop Kekerasan Seksual

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menilai film Women from Rote Island membuka bongkahan gunung es kekerasan seksual.

20 Juli 2023 | 00.12 WIB

Poster film Women from Island. Foto: Bintang Cahaya Sinema
Perbesar
Poster film Women from Island. Foto: Bintang Cahaya Sinema

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah produksi, Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema berkolaborasi menghadirkan film yang mengangkat masalah kekerasan seksual. Film Women from Rote Island yang segera ditayangkan di bioskop Tanah Air itu berupaya membuka bongkahan gunung es tentang kekerasan seksual.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jeremias Nyangoen, sutradara film ini menuturkan, Women from Rote Island terinspirasi dari kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Women from Rote Island membawa cerita tentang maraknya kasus kekerasan pada perempuan yang masih terjadi hingga saat ini. Berbagai kampanye telah disuarakan, tetapi jumlah kasus tidak juga berhenti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Produser film, Rizka Shakira menuturkan, sineas hadir untuk turut menyuarakan kampanye ‘Stop Kekerasan’. Film Women from Rote Island  sebagai perwujudan ide dan kreatifitas untuk mengkampanyekan masalah ini. "Kekerasan seksual sangat jahat, melalui film ini kita bersuara. Stop dan lawan kekerasan seksual. Semoga film ini dapat bermanfaat untuk semuanya,” kata Rizka,dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Selasa, 18 Juli 2023..

 Agung Putri, Staf Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menuturkan, film ini sudah membuka bongkahan gunung es kekerasan seksual. “Banyak kekerasan seksual justru dilakukan oleh orang-orang terdekat, keluarga. Rumah, yang seharusnya menjadi tempat aman justru memperlihatkan bahwa kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan terhadap siapa saja," kata dia saat menyaksikan Special Screening pada 15 Juli 2023 di XXI Senayan. 

Film Diperankan Orang Asli NTT

Poster film Women from Rote Island. Foto: Bintang Cahaya Sinema.

Women from Rote Island ini diperankan oleh orang asli Pulau Rote, NTT. Jeremias Nyangoen sengaja mencari orang lokal untuk mempertahankan logat kental Bahasa Rote demi mendapatkan kekhasan daerah itu. 

“Film ini kami persembahkan dengan kehadiran para pemain yang sangat berbakat. Mulai dari Irma Rihi, Linda Adoe, Sallum Ratu, sampai Van Jhoov, mereka mengambil peran penting dalam membawa karakter-karakter ini hidup dan memberikan penampilan yang luar biasa,” kata Jeremias Nyangoen. Ia menjamin, meski mereka bukan aktris dan aktor terkenal serta belum lama berakting, tapi penampilan mereka luar biasa hidup.  

Sinopsis Women from Rote Island

Film ini mengisahkan tentang Martha, 23 tahun, TKI ilegal yang berada di Sabah, Malaysia. Ia berada dalam rumah penampungan setelah diperkosa di perkebunan, tempatnya bekerja sebagai buruh kelapa sawit. Martha mengalami depresi berat akibat tragedi itu. 

Martha baru bisa dipulangkan pada hari kesembilan upaya kepulangannya. Kepulangannya ke Rote ini melegakan keluarganya lantaran wasiat terakhir Abram, ayahnya sebelum berpulang. Abram berpesan, "Tidak ada pemakaman sebelum Martha pulang, kepada Orpa, istrinya dan ibunda Martha. 

Kepulangan Marta adalah kebahagian tersendiri bagi keluarga terutama Orpa, ibunya dan si bungsu Berta. Martha pulang juga melegakan Damar Jati, 25th, mantan pacar Martha semasa SMA yang kini berbisnis tanaman hias. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus