Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Garin Nugroho kembali menghadirkan film panjang terbaru berjudul Kucumbu Tubuh Indahku (Memories of My Body). Film ini berhasil masuk dalam sesi bergengsi Orizzonti Competition, Venice Film Festival ke-75 yang akan berlangsung pada tanggal 29 Agustus-8 September 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kucumbu Tubuh Indahku adalah film panjang ke-19 Garin Nugroho yang diproduksi bersama Fourcolours Films dengan Produser Ifa Isfansyah. Film ini berhasil kembali membawa Garin Nugroho kembali ke Venice setelah 12 tahun film Opera Jawa diputar tahun 2006.
Film ini bercerita tentang perjalanan tubuh, tentang meleburnya maskulinitas dan feminimitas secara alami dari lingkungan alam hingga rumah dan tradisi. Namun juga perjalanan tubuh yang membawa banyak trauma.
“Sebuah film adalah medium ekpresi diri, bisa tentang diri kita, penjelajahan estetik kita, atau apa yang kita lihat dan rasakan di lingkungan sosial atau hingga politik, ataupun kritik, gugatan dan statement kita tentang masalah di sekitar kita. Oleh karena itu, membuat film yang paling menyenangkan adalah bisa memilih tema dan cerita yang kita inginkan seperti film ini," ucap Garin Nugroho mengenai latar belakangnya berkarya.
Film ini terinspirasi dari kehidupan Rianto, Penari dan Koreografer International yang sepanjang kisah hidupnya mengalami diskrimasi terhadap kelompok tarinya. Proses pembuatan film ini melibatkan puluhan pemain film, penari, dan pemain teater ternama seperti Muhammad Khan, Raditya Evandra, Rianto, Sujiwo Tejo, Teuku Rifnu Wikana, Randy Pangalila, Whani Dharmawan, Queen Dorotea, Endah Laras, Mbok Tun, Cahwati, Fajar Suharno dan Windarti.
“Saya tumbuh dan menjadi pembuat film dengan karya-karya Garin Nugroho. Tentunya kehormatan bagi saya bisa menjadi produser dari karya terbarunya. Ini merupakan proses yang penting untuk berkolaborasi antar generasi dan memberikan pandangan kami dari masing-masing generasi yang berbeda” ujar produser Ifa Isfansyah.
Sesi Orizzonti Competition tahun ini mengambil 19 film yang didedikasikan untuk film-film yang mewakili tren estetika dan ekspresif terbaru dalam sinema international, di antaranya: “Sulla Mia Pelle” Alessio Cremonini, “The Day I Lost My Shadow” Soudade Kaadan, “Charlie Says” Mary Harron, “Jinpa” Pema Tseden.
Hingga saat ini Fourcolours Films telah memproduksi beberapa karya seperti Siti (Eddie Cahyono, 2015, Film Terbaik FFI 2015), Turah (Wicaksono Wisnu Legowo, 2016, Wakil Indonesia untuk Oscar 2017), dan Sekala Niskala (Kamila Andini, 2017, Film Terbaik Berlinale Generation Kplus 2018).