Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

JAFF Putar Film Investigasi Jurnalis tentang Skandal Panti Jompo Hong Kong

JAFF memutarkan film hasil liputan investigasi jurnalis tentang skandal panti jompo di Hong Kong.

28 November 2023 | 23.48 WIB

Poster film In Broad Daylight. Foto:  Istimewa.
Perbesar
Poster film In Broad Daylight. Foto: Istimewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jogja-Netpac Asian Film Festival atau JAFF memutar film yang mengisahkan tentang liputan investigasi jurnalis di Hong Kong. Wartawan ini membongkar skandal panti jompo swasta, Bridge of Rehabilitation Company pada Ahad sore, 26 November 2023 di Empire XXI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Film berjudul In Broad Daylight berdurasi 106 menit ini berbasis kisah nyata yang mengungkap fakta kekerasan seksual, kekerasan terhadap disabilitas mental, dan kematian mencurigakan para manula pada 2016. Pesan kuatnya adalah memotret upaya mencapai keadilan melalui jurnalisme investigatif yang kerap dicapai melalui harga mahal pengorbanan jurnalis.

Review In Broad Daylight yang Diputar di JAFF

Jenifer Yu, memerankan seorang jurnalis bernama Kay menyamar sebagai cucu seorang penghuni panti untuk menginvestigasi kekerasan yang terjadi di panti jompo itu. Dia gigih mengumpulkan fakta dan bukti yang menyeret para pekerja panti jompo yakni sipir dan perawat dalam peradilan Hong Kong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak seperti sejumlah film tentang investigasi jurnalis, film ini menyajikan drama yang diiringi lirik puitis dan musik yang menyayat garapan komposer ternama Chu Wan Pin. Film ini dibuka dengan suasana Hong Kong siang hari yang terik dengan langit biru. Kay yang mengenakan kaos dan baju lengan panjang berjalan di jalanan Hong Kong.

Adegan di film In Broad Daylight. Foto: Istimewa.

Kay tidak sendirian dalam mengumpulkan informasi. Dia bekerja bersama rekannya, jurnalis perempuan yang baru bekerja di sebuah kantor pemberitaan. Hui Yuet Sheung memerankan jurnalis perempuan itu.

Hui Yet Sheung yang datang pada pemutaran film itu terlihat menangis saat menonton film. Ini adalah kali ketiga dia menonton film yang dia bintangi sebagai aktris pendukung. “Saya sangat emosional dengan kisah ini. Paling tersentuh saat hujan turun di penghujung film,” kata Hui seusai pemutaran film. 

Pelajari Peran dengan Baca Berita Skandal Panti Jompo

Sebagai orang yang tidak punya pengalaman atau latar belakang sebagai jurnalis, Hui menyatakan harus mempelajari perannya itu. Selama dua pekan, Hui riset dengan cara membaca pemberitaan tentang skandal panti jompo tersebut.

Dia juga bertemu dengan jurnalis untuk mendalami perannya dan menonton film-film bertema jurnalisme, satu di antaranya Spotlight, film yang mengangkat kisah nyata tentang kerja jurnalis investigasi The Boston Globes. Spotlight mengungkap pelecehan seksual terhadap anak-anak yang melibatkan pastor.

Pemain film berjudul In Broad Daylight, Hui Yet Sheung dan komposer film, Chu Wan Pin seusai pemutaran film di Empire XXI, Ahad, 26 November 2023. Foto: TEMPO/Shinta Maharani.

Komposer film Chu Wan Pin yang juga datang ke Yogyakarta menyebutkan sutradara film, Lawrence Kan mendedikasikan film ini untuk kerja para jurnalis dan pekerja sosial yang mengungkap ketidakadilan. Film itu, kata dia tidak menggambarkan situasi yang heroik atau perubahan signifikan setelah jurnalis mengungkap skandal. Hingga saat ini, sipir yang melakukan kekerasan seksual belum mendapatkan hukuman.

Musik Sentuh Emosi Penonton

Yang menarik dari film ini adalah unsur musik yang berhasil menyentuh emosi penonton. Chu Wan Pin banyak berdiskusi dengan Lawrence Kan yang dikenal dengan film-film yang kental dengan filosofi hidup. Chu menyuguhkan musik sesuai dengan cerita yang obyektif. “Bagaimana orang merasakan kesedihan, emosi itulah yang mesti saya sajikan lewat musik,” ujar dia.

Dari keseluruhan film ini, Jenifer Yu berhasil menghidupkan cerita lewat perannya sebagai tokoh utama. Jenifer terasa luwes berperan sebagai jurnalis yang dingin, fokus, dan serius menjalani pekerjaannya. Sebagai manusia, jurnalis juga memiliki rasa atau kesedihan. Kemampuan itu terlihat dari adegan saat dia bertemu dengan seorang penghuni panti jompo dalam guyuran hujan. Jenifer menangis saat hendak berpisah dengan seorang manula yang menjadi kakek palsunya. “Jalani pilihan hidupmu asal kamu yakin itu benar,” pesan kakek tersebut.

Shinta Maharani

Lulus dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Yogyakarta. Menjadi Koresponden Tempo untuk wilayah Yogyakarta sejak 2014. Meminati isu gender, keberagaman, kelompok minoritas, dan hak asasi manusia

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus