Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ini sebuah kebimbangan yang dinyatakan dengan kata-kata. Inilah keindahan sastra. Dan ketika sebuah karya sastra diangkat ke layar putih, sejumlah persoalan bisa muncul. Bagaimana menerjemahkan serangkaian kata-kata puisi itu ke dalam bahasa gambar? Bagaimana meremas novel yang panjang dan tebal ke dalam karya visual sepanjang 110 menit? Memang tidak mudah. Apalagi para pembaca novel sastra itu tak kunjung bisa menyadari bahwa film—meski diangkat berdasarkan sebuah novel—adalah sebuah kesenian visual yang berbeda dengan kesenian merajut kata.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo