Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua tangannya meraup bongkahan arang kayu yang "menggenangi" lantai ruangan seluas sekitar separuh lapangan bulu tangkis di Galeri Lawangwangi, Bandung. Setelah empat kali bolak-balik menuangkannya di atas meja seluas koper, Melati Suryodarmo menumbuk arang yang sudah dingin itu dengan roll besar. Bunyi-bunyi dari proses itu diperbesar dengan mikrofon kecil di bawah papan meja ke pengeras suara. Setelah potongannya menjadi lebih kecil, arang itu lalu digerus dengan telaten hingga menjadi abu. Bubuk hitam itu susut dengan sendirinya, berhamburan ke segala arah di sekitar meja.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo