Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk abad ke-21, ketika film sudah ditonton di telepon seluler, musik direkam dalam bentuk digital dan tak lagi dikurung bentuk vinyl, dan mengirim pesan cukup dengan kata-kata yang diringkus dengan emoji, film musikal La La Land adalah sebuah mimpi masa lalu di masa kini. Fantastis dan meledak. Lupakan dulu soal genre musikal (ingat, ini genre yang sangat sulit dan tidak selalu disukai karena tak semua penonton bisa menerima adegan tokoh yang mengalami macet di tengah jalan dan mendadak menyanyi dan menari). Yang jengkel dengan karakter film musikal bukan hanya generasi milenial, bahkan kritikus film ÂThe New Yorker, Anthony Lane, pun menyadari betapa genre ini bukan sebuah pilihan Âpopuler.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo