Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Parade jazz, selangkah lagi

Pertunjukan musik jazz 1981 yang diselenggarakan oleh ikatan mahasiswa sipil ft-ui di balai sidang senayan. peminat & para musisi jazz kita kini sedang bergairah. (ms)

11 April 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAZZ lagi laris. Buktinya, meski publikasi tak gencar, Balai Sidang Senayan nyaris penuh waktu acara 'Jazz Jazz Jazz 81', akhir bulan lalu. Memang, sepertinya peminat jazz -- khususnya di Jakarta -- bisa dibilang bertambah. Kaset musik jenis ini laris terjual. Pertunjukannya di berbagai tempat dilimpahi pengunjung. Pertengahan bulan lalu misalnya, Abadi Soesman yang nongol di Pasar Seni Ancol, mendapat penonton penuh sesak. Tapi bisa saja itu semua hanya hura-hura dari suatu mode. Dan itu tak bisa disembunyikan -- paling tidak dalam acara 'Jazz 81' itu, yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Sipil FT-UI. Malam itu penonton terus gaduh sementara Ireng Maulana dan kawan-kawannya Embong, Maryono, Benny Mustafa, Benny Likumahua, Kibou Maulana, Abadi Soesman, Dullah, Totok, Udinsyah, Hendra Widjaja) begitu bersungguh-sungguh menyajikan musiknya. Antara panggung dengan penonton agaknya masih terentang jarak apresiasi yang lebar. Hanya pada beberapa nomor populer, sambutan bisa riuh. Misalnya ketika penyanyi jangkung kribo Jacky membawakan Spain dan Take Five versi Al Jarreau -- grup jazz dari Amerika Serikat yang kini sangat digandrungi di sini, yang memang sangat istimewa vokalnya. Spain-nya bahkan sudah merupakan semacam 'lagu wajib', untuk diperdengarkan dalam setiap pementasan jazz. Dan Jacky ternyata peniru yang baik. Lucu Tapi baiklah, ada jarak apresiasi atau tidak, para senimannya sendiri tetap bersungguh-sungguh. Margie Siegers antara lain menyanyikan To Love Somebody. Dengan lucu ia kemudian menyisipkan sepenggal Jangan Kau Sakiti Hatinya. Penonton berseru-seru. Dan ketika tangannya sibuk mengusap-usap 'belakang'nya, penonton tertawa. Lebih dari itu, perempuan yang mengenakan rok hitam ketat itu masih seperti dulu penyanyi jazz yang fasih. Tampil juga Yessy Robot dan Louise Hutauruk. Dan Broery Pesolima, dengan penguasaan vokal yang prima, mengalir menghentak dan melompat-lompat di pentas. Seperti monyet yang girang. Seluruh tubuhnya, gerakannya seakan merupakan bagian dari melodi. Ia tak sekedar menyanyi. Ia menjelma menjadi musik itu sendiri. My Way, meluncur dari seluruh tubuhnya. Dan Broery sempat mengoceh mengecam penonton yang gaduh -- dalam bahasa Inggris -- tanpa kehilangan keasyikan irama yang terus mengepungnya. Permainan instrumen secara solo atau duet pun terasa hangat. Klarinet solo Maryono pada nomor Memories of You atau duet flute Maryono dan Embong pada nomor Deep Purple, misalnya. Yang terakhir itu memang peniup flute yang piawai. Secara teknis para musisi jazz kita nampaknya sudah trampil benar. Mereka pun pandai menirukan seluruh bunyi yang telah dihasilkan musikus jazz mancanegara, termasuk Hubert Laws & Earl Klugh, Lee Ritenouir, Sadao Watanabe, Stanley Clark. Bahkan dua nomor dixie yang mereka mainkan -- dengan banjo di tangan Ireng -- begitu mengesankan dan merangsang. Agaknya tinggal selangkah lagi: sudah saatnya mereka menciptakan sendiri musik yang sudah mereka akrabi bertahun-tahun itu, agar tak hanya memainkan punya orang. Satu dua nama memang sudah terdengar mencoba, meski hanya dari sisinya yang paling ringan: jazz pop.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus