Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

The Floating Chopin Premier di Festival Film Hong Kong  

Sebuah karya sutradara muda Wregas Banuteja, The Floating Chopin, akan diputar untuk khalayak ramai di Festival Film Hong Kong, hari ini.

24 Maret 2016 | 14.09 WIB

Sutradara Wregas Bhanuteja dalam acara Press Conference "Film, Musik, Makan" di Kinosaurus Jakarta. Twitter.com
Perbesar
Sutradara Wregas Bhanuteja dalam acara Press Conference "Film, Musik, Makan" di Kinosaurus Jakarta. Twitter.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah karya sutradara muda Wregas Banuteja, The Floating Chopin, akan diputar untuk khalayak ramai di Festival Film Hong Kong hari ini, Kamis, 24 Maret 2016.

“Pukul 15.00 waktu Hong Kong, filmnya saja yang diputar di sana,” ujar Wregas di Kinosaurus, Kemang, Rabu, 23 Maret 2016.

Sutradara asal Yogyakarta, yang pernah berkompetisi di Film Pendek Festival Berlinale, ini merasa senang filmnya diputar di sebuah festival internasional. Menurut Wregas, pemutaran film kepada khalayak ini seperti berbagai cerita, perasaan, dan pikiran. “Diputar di berbagai festival atau negara, jadi lebih banyak masyarakat yang tahu perasaan, pikiran, dan cerita yang ingin saya sampaikan,” ujar sutaradara film Lemantun dan Lembusura ini.

Wregas mengatakan film ini dibuat secara tak sengaja, berawal dari kunjungannya ke Paris setelah ia hadir di Festival Film Berlinale, tahun lalu. Saat di Paris, dia berkunjung ke sebuah pemakaman yang cukup kondang—di sana dimakamkan beberapa pesohor, seperti penyanyi asal Amerika Jim Morisson, komposer Frederic Chopin. Dia mengambil banyak gambar di pemakaman, yang menurut dia indah serta artistik itu.

Film ini akhirnya dirangkai setelah dia menghadiri sebuah pergelaran musik oleh GSP milik Guruh Sukarnoputra dan setelah liburan ke Yogyakarta. “Dari konser musik itu, saya terus terngiang lagu Chopin Larung. Lalu saya baru berpikiran merangkainya dengan dokumentasi di Paris dan Yogyakarta.”

Film itu sangat sederhana, bercerita tentang sepasang kekasih yang berlibur ke pantai yang indah. Si pria bercerita tentang kunjungannya ke Eropa. Rupanya, dia mendapat tugas kuliah untuk menginterpretasikan kunjungan ke benua biru itu.



DIAN YULIASTUTI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dian Yuliastuti

Dian Yuliastuti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus