TEMPO.CO, Jakarta -Desakan agar Anas Urbaningrum mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat kian kencang, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus suap proyek Wisma Atlet. Anggota Dewan Pembina Demokrat, Hayono Isman, menyatakan Dewan Pembina yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono mengultimatum Anas agar mengembalikan elektabilitas Partai menjadi 20 persen dalam tiga bulan ke depan.
"Kalau (elektabilitas partai) menyentuh angka 10 persen, tak perlu menunggu proses hukum (ditetapkan sebagai tersangka), kami akan mengambil sikap," kata Hayono di gedung DPR, Jakarta, Senin, 6 Februari 2012. "Angka 10 persen adalah angka psikologis yang tak bisa ditoleransi," dia menambahkan.
Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia, seandainya tahun ini digelar pemilihan umum, Demokrat berada pada posisi ketiga dengan suara 13,7 persen setelah Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Citra Demokrat terjun bebas terjadi dalam setahun terakhir. Sebelumnya, posisi elektabilitas Demokrat di atas 50 persen. "Kalau pimpinan pusat membiarkan terus, tak bertanggung jawab namanya," ujar Hayono, yang juga anggota Dewan Kehormatan Demokrat.
Masalah yang dihadapi Anas, kata Hayono, munculnya dugaan politik uang dalam acara Kongres II Demokrat di Bandung pada Mei 2010. Kasus ini terkuak melalui Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, yang kini terdakwa kasus Wisma Atlet. "Proses yang kotor akan melahirkan pemimpin yang kotor," kata Hayono.
Ia memastikan partai bisa menjatuhkan sanksi kepada kader yang terlibat dalam kasus tanpa harus menunggu proses hukum. Dihubungi secara terpisah, Anas tak bersemangat menanggapi desakan pengunduran dirinya. Ia justru menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan konsolidasi dengan pengurus partai di daerah dan fraksi di DPR serta kaderisasi. "Yang penting, saya sekarang bekerja," kata Anas di Yogyakarta kemarin.
Anas disebut-sebut oleh Nazar ikut menikmati uang suap. Dalam rekaman pembicaraan dia dengan Mindo Rosalina Manulang, bekas anak buah Nazar di Grup Permai yang kini terpidana kasus Wisma Atlet, Anas dijuluki Bos Besar. Nazar menyatakan Anas menerima uang melalui Angelina. Anas telah membantah tuduhan itu.
Ketua Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan sebenarnya Yudhoyono telah meminta Anas mengundurkan diri. Permintaan itu disampaikan secara implisit dalam keterangan pers di kediaman Puri Cikeas, Bogor, Ahad lalu. "Bapak kan sudah jelas mengatakan, beranilah hadapi," ujarnya. Menurut Ruhut, pengunduran diri satu-satunya cara mengembalikan citra partai.
IRA GUSLINA | ADDI MI | JOBPIE S
Berita lain:
Tim Demokrat Simpan Rahasia Angie-Anas
Kisah Anas Urbaningrum Tertidur di Ruang Kelas
Angie Ternyata Pemegang Kartu Bos Besar
Duduk di Sebelah Anas, Mahfud Sindir Politikus Partai Busuk
Di Yogya, Anas 'Ditembak': Nopo Leres Mas Anas Korupsi?
Janji Anas: "Jika Terlibat, Saya Tak Berpolitik Lagi"
Keluarga Ternyata Siap Jika Angie Ditahan KPK
Angie Resmi Nonaktif dari Demokrat
Apa Sesungguhnya Ultimatum SBY ke Anas?