TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Tim Pemenangan Anas Urbaningrum saat Kongres Partai Demokrat II Ahmad Mubarok menilai pengaduan sejumlah peserta kongres soal politik uang ada yang mengatur. Ia pun berkeras bahwa apa yang diberikan Anas kepada para pendukungnya hanya berupa uang transportasi dan akomodasi.
"Itu jelas ada yang ngerjain. Mana ada orang mau menerima kemudian mengaku, apalagi ini sudah dua tahun yang lalu, " ujarnya kepada Tempo, Kamis, 23 Februari 2012.
Sejumlah peserta Kongres II Partai Demokrat di Bandung 2010 lalu mengadukan soal politik uang kepada komisi pengawas Demokrat. Hal ini terkait dengan penelusuran Komisi Pengawas soal aliran dana dalam kongres yang menurut mantan bendahara tim sukses Anas, M Nazaruddin, berasal dari hasil proyek wisma atlet dan Hambalang.
Diana Maringka, mantan Ketua DPC Kabupaten Minahasa mengaku menerima sekitar Rp 100 juta dari tim sukses Anas. Menurutnya, tim Anas memberikan uang dalam bentuk pecahan rupiah dan dollar Amerika.
Selain soal itu, Diana juga mengadukan soal kecurangan yang dilakukan orang-orang Anas dalam berbagai musyawarah cabang dan musyawarah daerah. Menurutnya, pasca kongres Anas mulai melakukan pembersihan terhadap sejumlah DPC dan DPD.
Menanggapi laporan itu, Mubarok menanggapinya dengan dingin. Menurutnya, pengaduan seperti ini hanya permainan politik yang digunakan oleh pihak luar Demokrat. "Jelas tujuannya 2014. Ini permainan semua. Kami sudah tahu siapa yang bermain," ujarnya. Namun, ia enggan menyebutkan siapa orang tersebut.
Menurutnya, saat kongres memang diperbolehkan untuk memberikan uang transportasi. Jumlahnya beragam untuk tiap DPC. "Kan ada DPC yang membawa 20 orang pengurus PAC nya. Mereka minta bantuan transport dan penginapan, ya kita kasih. Jumlahnya berbeda-beda. Misalnya yang dari Papua, pasti kami kasih besar karena transportasinya mahal kesana," ujarnya.
Soal pengaturan dalam DPC dan DPD, Mubarok juga menanggapinya dingin. Menurutnya, mereka yang berkoar soal masalah Musda dan Muscab hanya orang yang haus kekuasaan. "Ada yang ingin masuk tapi tidak jadi. Ada juga yang tidak mau diganti, makanya mereka bicara ke mana-mana," ujarnya.
Namun, Mubarok menghormati kerja Komisi Pengawas Partai Demokrat. Menurutnya, Komisi Pengawas justru bisa menjadi pihak yang menjernihkan masalah ini. "Saya hormati Komwas. Biarkan mereka bekerja supaya ini tidak jadi bola liar yang menggelinding ke mana-mana," ujarnya.
FEBRIYAN
Berita Terkait
Mirwan Disebut Sponsori Anas Rp 20 Miliar
Nazaruddin Beberkan Aliran Duit Pemenangan Anas
Kenapa Anas Kedodoran Atasi Friksi di Demokrat?
Anas Disebut Baiat Koordinator Sebelum Bagi Duit
Penerima Duit Anas Menghadap Komisi Pengawas
Tim Anas Dukung Politik Uang Demokrat Dibongkar
Anas Diperingatkan Agar Terbitkan Surat Pemecatan Angie
Besok, Pengganti Angie Akan Diputuskan
Demokrat Didesak Istirahatkan Angie