Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yogyakarta Menolak Keistimewaan Sekadar Cek Kosong

image-gnews
Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiri acara seni
Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiri acara seni "Keistimewaan Yogya untuk Indonesia" di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (16/12). Acara yang menampilkan berbagai kesenian tradisi dan kontemporer dari berbagai daerah ini sebagai bentuk dukungan moral dari para seniman terhadap isu keistimewaan DIY yang sedang memanas. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Asistensi Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta menyatakan anggaran khusus untuk keistimewaan wajib ada. Pengaturan tentang mekanisme alokasi anggaran khusus itu juga harus tertuang dalam UU Keistimewaan Yogyakarta. Anggota Tim Asistensi RUU Keistimewaan Yogyakarta, Achiel Suyanto, menyatakan jika tidak ada anggaran keistimewaan, Daerah Istimewa Yogyakarta hanyalah cek kosong.

Ia menyatakan ini setelah bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kepatihan, Kamis, 26 Juli 2012.

“Sia-sia jadinya perjuangan selama sembilan tahun ini,” kata Achiel. Ia menyatakan, ketersediaan anggaran keistimewaan diperlukan untuk mendukung pemerintahan di DI Yogyakarta. Ini semua melekat pada status keistimewaan yang tertuang dalam RUU Keistimewaan, dari prosesi pengisian jabatan hingga pengelolaan aset. “Kami tak akan menentukan besarannya, terserah berapa, yang penting ada,” kata dia.

Sebelumnya, dalam pembahasan RUU Keistimewaan Yogyakarta, sempat mencuat usulan agar DI Yogyakarta mendapat dana alokasi sebesar 1,5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Achiel mencontohkan, hasil anggaran keistimewaan itu bisa saja diambil dari pajak. Ia menyatakan, yang dikehendaki DI Yogyakarta, anggaran keistimewaan itu tak perlu sama dengan Papua atau Naggroe Aceh Darussalam. Syaratnya, kata dia, proporsional, sehingga mendukung sistem pemerintahan. “Kami sadar DIY tak punya sumber daya alam, seperti Papua dan Aceh, tapi kami punya sumber daya manusia,” kata dia.

Tim, menurut Achiel, tak mau rumusan anggaran tersebut hanya masuk dalam peraturan pemerintah. Mereka khawatir, jika dalam bentuk peraturan pemerintah, kelak, jika ada pergantian menteri, aturannya tak segera dibuat. Namun, kata Achiel, dalam pertemuan dengan Kementerian Dalam Negeri pada Rabu malam lalu, pembahasan ihwal ini belum ada. Sebab, mereka masih berkutat pada perdebatan panjang soal penentuan status badan hukum Keraton dan Puro Pakualaman.

Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah menyatakan belum pernah membahas usulan anggaran untuk keistimewaan Yogyakarta. DPR masih meminta Kementerian Keuangan melakukan perhitungan, apakah alokasi tersebut bisa dilakukan atau tidak. “Belum ada pembahasan dan pengajuan secara resmi. Silakan saja kalau wacana itu bergulir,” kata anggota Panitia Kerja Komisi II DPR, Edi Mihati.

Kerabat Keraton Yogyakarta, GBPH Yudhaningrat, menyatakan anggaran keistimewaan memang diperlukan. Namun, kata dia, DIY tak perlu mematok besarannya. “Kami tak perlu persentase, yang penting pemerintah pusat memberi,” kata Yudhaningrat, yang juga Kepala Dinas Kebudayaan DIY.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saudara tiri Sultan Hamengku Buwono X itu juga menyatakan, jika harus dialokasikan 1,5 persen dari APBN, dikhawatirkan banyak yang terjebak dalam korupsi. Sebab, kata dia, dana itu sungguh besar.

“Nanti malah diperiksa KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” kata dia. Menurut dia, anggaran keistimewaan itu kelak untuk kesejahteraan masyarakat. Sebab, ada kantong kemiskinan di DI Yogyakarta.

PRIBADI WICAKSONO

Terpopuler:

Soal Status Emir, Denny Minta Maaf ke KPK
Ruhut: Jika Saya Deni, Saya Nggak Minta Maaf

Tomy Winata Bantah Danai Cek Pelawat

PPATK Temukan Transaksi Mencurigakan Emir Moeis

Emir Diduga Disuap Alstom Rp 3 M

Gaji Anggota KPU Akan Jadi Rp 20 Juta

Pramono: Kasus Emir Moeis Tak Akan Jatuhkan Jokowi

KPK Geledah Rumah Rekanan Emir Moeis

Bupati Buol Minta Bantuan Politik dari Anak Ayin

Yogyakarta Kebanjiran Turis Asing

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

6 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

13 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

40 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

45 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

47 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Menko Polhukam yang baru dilantik, Hadi Tjahjanto berjabat tangan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. TEMPO/Subekti.
Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.


Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.


Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

13 Februari 2024

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (kedua kanan) bersama istri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di Keraton Yogyakarta, Senin, 2 Mei 2022. ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Setpres/Lukas
Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.


Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.