TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham dan obligasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Surat Utang Bursa Efek Indonesia Saptono Adi Junarso mengatakan, penghentian sementara itu terhitung mulai hari ini.
"BEI melakukan supsensi atas saham dan obligasi dari emiten BTEL. Penghentian sementara perdagangan efek perseroan di seluruh pasar akan dilakukan mulai awal perdagangan efek pada Selasa, 4 September 2012, hingga penjelasan lebih lanjut," ujar Saptono dalam keterbukaan BEI, Jakarta, Selasa, 4 September 2012.
Saptono menambahkan, penghentian sementara ini karena BTEL tidak dapat membayar pelunasan dan bunga ke-20 obligasi Bakrie Telecom I tahun 2007. Padahal jatuh tempo pelunasan utang anak usaha Grup Bakrie tersebut adalah awal September 2012.
Saptono melanjutkan, meski perdagangannya dihentikan sementara, bukan berarti BEI akan menghapus obligasi Bakrie Telecom I-2007. BEI akan tetap mencatatkan obligasi Bakrie Telecom sampai emiten tersebut dapat melaksanakan kewajiban pelunasan obligasi.
"Hal ini sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek Nomor I.A. 3 tentang Kewajiban Pelaporan Emiten huruf B angka 10," ujar dia.
Direktur Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Sulistyo Budi menambahkan, selama Bakrie Telecom tidak memiliki cukup dana untuk melunasi utang, KSEI akan menunda pembayaran pelunasan pokok dan efek bersifat utang kepada pemegang rekening sampai BTEL memiliki kecukupan dana.
"Hal ini sesuai dengan Peraturan KSEI tentang Jasa Kustodian Sentral butir 2.5.3 dan 2.5.4," ujar Sulistyo.
Sebelum perdagangannya dihentikan, Bakrie Telecom menutup perdagangan dengan nilai saham Rp 137 per lembar.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Bakrie Telecom Jastiro Abi pernah menjelaskan bahwa perseroan akan segera melunasi utang obligasi itu. Pelunasan utang dilakukan setelah Bakrie Global Ventura menyelesaikan transaksi non-preempetive rights (NPR) senilai Rp 557 miliar. Harga rights issue yang disepakati Rp 265 per lembar saham. Dengan aksi korporasi itu, Bakrie Global Ventura menjadi pemegang 6,8 persen saham BTEL.
Perseroan, menurut Jastiro, telah memperoleh pinjaman konsorsium senilai US$ 50 juta dengan bunga 11,5 persen dan tenor 18 bulan, yang difasilitasi Credit Suisse pada akhir bulan lalu.
Jastiro menjelaskan, perseroan telah membayar Rp 250 miliar kepada pemegang obligasi Bakrie Telecom beserta bunganya senilai Rp 19,3 miliar melalui rekening KSEI. Sisanya akan disetorkan langsung kepada pemegang obligasi melalui rekening KSEI.
ISTMAN MP
Terpopuler:
Oktober, Tiket dan Pajak Bandara Mulai Disatukan
Standard Chartered Dukung Larangan KTA Jadi DP KPR
KAI Tingkatkan Kapasitas Angkut
Pertamax Naik, Warga Kembali Beli Premium
Kuota BBM Bersubsidi di Jakarta Habis 15 September
Impor Barang Konsumsi di Jatim Melonjak 48 Persen
Indeks Melesat 57 Poin
Pemilik Sertifikat Legalitas Kayu Minta Insentif
5 Tahun Lagi, Jakarta Punya MRT
Rupiah Melemah ke 9.575 per Dolar AS