Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengumumkan jumlah penduduk miskin per September 2015 sebesar 28,51 juta orang atau sebesar 11,13 persen. Angka ini naik sebanyak 780 ribu orang miskin ketimbang periode serupa 2014.
Namun bila dibandingkan dengan kondisi per Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang miskin, angka pada September 2015 tersebut tercatat lebih rendah. Suryamin menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan jumlah penduduk miskin Maret-September adalah relatif rendahnya inflasi umum di level 2,69 persen. “Maka pengendalian harga sangat penting,” ujarnya, di kantor BPS, Jakarta, Senin, 4 Januari 2016.
Suryamin mencontohkan, secara nasional harga eceran beras turun 0,92 persen dari Rp 13.089 menjadi Rp 12.968 per kilogram. "Selain itu ada juga minyak goreng yang harganya turun 2,8 persen. Ini kan yang terbesar konsumsinya," ujarnya.
Penurunan jumlah penduduk miskin ini juga dipengaruhi perekonomian yang tumbuh 7,12 persen triwulan ketiga 2015 dibanding triwulan pertama. "Ini mempengaruhi serapan negara yang sudah cukup tinggi saat itu. Investasi juga cukup tinggi," kata Suryamin.
Suryamin mengatakan ada juga faktor penghasilan petani yang ditunjukkan kenaikan nilai tukar petani. "Perbaikan penghasilan petani ditunjukkan oleh kenaikan NTP sebesar 0,79 persen dari 101,53 pada Maret 2015 menjadi 102,3 ke September.”
ARKHELAUS W.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini