Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Dikeluhkan UMKM, Semua Calon Presiden Bantah Gunakan Alat Peraga Kampanye Impor

Tim sukses tiga calon presiden membantah menggunakan alat peraga kampanye impor. Mereka mengklaim menggunakan produk lokal.

10 Januari 2024 | 22.30 WIB

Pejalan kaki melintasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang tertutup oleh alat peraga kampanye Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 27 Desember 2023. ANTARA/Rivan Awal Lingga
Perbesar
Pejalan kaki melintasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang tertutup oleh alat peraga kampanye Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 27 Desember 2023. ANTARA/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim sukses tiga calon presiden dan wakil presiden kompak membantah telah menggunakan alat peraga kampanye impor. Ketiganya mengklaim hanya memesan dan menggunakan atribut seperti kaos, spanduk, dan bendera, yang diproduksi oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal, bukan barang impor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Bobby Gafur Umar, Wakil Bendahara Umum Tim Kampanye Nasional (TKN) Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mereka menggunakan atribut produksi lokal yang melibatkan vendor-vendor level UMKM. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami pasangan calon nomor 2 punya program pemakaian produk dalam negeri. Kami mengoptimalkan produk dalam negeri," kata Bobby dalam Press Conference Dialog Capres Bersama Kadin di Djakarta Theatre pada Rabu, 10 Januari 2024.

Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md juga mengklaim bahwa mereka menggunakan atribut kampanye produk lokal buatan UMKM. Menurut Deputi Operasi 247 TPN Denon Prawiraatmadja, TPN menggunakan APK dari para relawan swadaya. "

"Kami justru memberdayakan seluruh relawan dan TPD (Tim Pemenangan Daerah) untuk secara swadaya dalam menyiapkan APK (alat peraga kampanye)," Denon menegaskan.

Sebelumnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) dicurhati UMKM sektor konveksi karena mereka tidak banyak menikmati kue bisnis alat peraga kampanye dalam Pemilu 2024 kali ini. Salah satu penyebabnya diduga banyak APK dibeli dari marketplace yang merupakan produk impor. 

"Pemilu lalu banyak pesanan barang ke UMKM. Sekarang pemesanan ke e-commerce, dan kita tahu e-commerce itu barang-barangnya dari luar negeri. Yang dari UMKM hanya sedikit," Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulius menuturkan di Kantor Kemenkop UKM, Senin, 8 Januari 2024.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Pakar Timnas AMIN, Wijayanto Samirin, mengklaim kalau Paslon 1 justru belum banyak memesan alat kampanye. Menurut Samirin, keluhan UMKM bisa dijadikan ide bagus, agar APK kampanye Pemilu 2024 memprioritas produk UMKM dalam negeri. 

"Kami belum pernah pesan banyak APK. Saya rasa itu bukan pertanyaan, tapi ide bagus," ujar Samirin.

Adinda Jasmine Prasetyo | Riri Rahayu

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Alumni President University jurusan International Relations, Strategic and Defense Studies. Menulis tentang Politik, Ekonomi, Seni, dan Gaya Hidup. Bukunya terbit pada 2020, Gender Inequality in Southeast Asia: An Itinerary to the Light.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus