Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Edisi Khusus 10 Tahun Jokowi: Jejak Pembangunan Kereta Cepat Whoosh hingga Beroperasi

Proyek pembangunan kereta cepat Whoosh menelan waktu sekitar 7 tahun.

31 Juli 2024 | 05.30 WIB

Teknisi Indonesia yang didampingi teknisi Cina melakukan pengecekan kereta cepat Whoosh di Depo KCIC Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2024. Sebanyak 600 pegawai lokal di berbagai bidang yang sedang melalui proses transfer knowledge atau pelatihan, salah satunya di bidang perawatan sarana dan prasarana. Program tersebut diselenggarakan untuk memastikan bahwa seluruh aspek operasional dan perawatan kereta cepat dapat dilakukan secara mandiri oleh tenaga kerja lokal. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Teknisi Indonesia yang didampingi teknisi Cina melakukan pengecekan kereta cepat Whoosh di Depo KCIC Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2024. Sebanyak 600 pegawai lokal di berbagai bidang yang sedang melalui proses transfer knowledge atau pelatihan, salah satunya di bidang perawatan sarana dan prasarana. Program tersebut diselenggarakan untuk memastikan bahwa seluruh aspek operasional dan perawatan kereta cepat dapat dilakukan secara mandiri oleh tenaga kerja lokal. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina bukanlah seperti Candi Prambanan yang dibangun semalam suntuk oleh Bandung Bondowoso untuk Roro Jonggrang. Proyek ambisius Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang membuhul Jakarta-Bandung ini butuh waktu sekitar 7 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Berikut jejak pembangunan kereta cepat Whoosh hingga beroperasi secara komersil di Oktober 2023:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

2008: Jepang memperkenalkan kereta cepat kepada pemerintah Indonesia.

2012: Pemerintah membuka wacana pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Japan International Cooperation Agency ditunjuk mengerjakan studi kelayakan.

2015: Presiden Joko Widodo menyetujui pembangunan kereta cepat. Cina mulai menawarkan model proyek yang tidak memakai anggaran negara. Pemerintah kemudian memilih Cina dan Jepang disetip.

2016: Pemerintah menetapkan kereta cepat sebagai proyek strategis nasional dengan biaya US$ 7,2 miliar atau Rp117,36 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS). Konsorsium perusahaan Indonesia dan Cina mendirikan KCIC.

2016: pada Januari 2016, groundbreaking kereta cepat di kawasan Walini, Bandung Barat, dengan target penyelesaian pada 2019. 

2017: Indonesia dan Cina menyepakati pendanaan KCIC dari China Development Bank.

Selanjutnya baca: Proyek kereta cepat menghadapi kendala

2018: Proyek menghadapi sejumlah kendala, dari pembebasan lahan hingga biaya. Muncul pembengkakan biaya karena ada rencana yang meleset. 

2019: Pemerintah membentuk satuan tugas kereta cepat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ada percepatan pembebasan lahan dan penyusunan trase proyek. Kontraktor membangun terowongan pertama di Walini. 

2020: Pembangunan kereta cepat mencapai 65 persen. Proyek dihadang pandemi Covid-19. Biaya membengkak. 

2021: Konsorsium perusahaan Indonesia menyelesaikan setoran modal dasar untuk KCIC. Kajian soal penumpang dan tarif terbit. Pembahasan pembengkakan biaya terus berjalan. 

2022: Sebanyak 13 terowongan selesai. Kemajuan proyek mencapai 80 persen. Pembengkakan biaya mencapai US$1,4 miliar atau sekitar Rp22,82 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS) menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 

2023: Cina dan Indonesia menyepakati pembengkakan biaya US$1,2 miliar atau Rp19,56 triliun yang sebagian dipenuhi dari pinjaman. 

2023: Oktober 2023, Kereta Cepat Jakarta-Bandung beroperasi untuk komersial perdana. Pernah diuji coba gratis untuk masyarakat. 

2024: Hingga Juli 2024, jumlah penumpang belum menyundul target ideal 30 ribu orang per hari. Rata-rata volume penumpang hanya 9 ribu, tertinggi di kisaran 24 ribu penumpang per hari. Total penumpang saat ini mencapai 4,2 juta orang. 

SUMBER: KAJIAN POLAR UI 2021, KCIC, MAJALAH TEMPO, ARSIP TEMPO (DIOLAH)

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus