Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina bukanlah seperti Candi Prambanan yang dibangun semalam suntuk oleh Bandung Bondowoso untuk Roro Jonggrang. Proyek ambisius Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang membuhul Jakarta-Bandung ini butuh waktu sekitar 7 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut jejak pembangunan kereta cepat Whoosh hingga beroperasi secara komersil di Oktober 2023:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
2008: Jepang memperkenalkan kereta cepat kepada pemerintah Indonesia.
2012: Pemerintah membuka wacana pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Japan International Cooperation Agency ditunjuk mengerjakan studi kelayakan.
2015: Presiden Joko Widodo menyetujui pembangunan kereta cepat. Cina mulai menawarkan model proyek yang tidak memakai anggaran negara. Pemerintah kemudian memilih Cina dan Jepang disetip.
2016: Pemerintah menetapkan kereta cepat sebagai proyek strategis nasional dengan biaya US$ 7,2 miliar atau Rp117,36 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS). Konsorsium perusahaan Indonesia dan Cina mendirikan KCIC.
2016: pada Januari 2016, groundbreaking kereta cepat di kawasan Walini, Bandung Barat, dengan target penyelesaian pada 2019.
2017: Indonesia dan Cina menyepakati pendanaan KCIC dari China Development Bank.
Selanjutnya baca: Proyek kereta cepat menghadapi kendala
2018: Proyek menghadapi sejumlah kendala, dari pembebasan lahan hingga biaya. Muncul pembengkakan biaya karena ada rencana yang meleset.
2019: Pemerintah membentuk satuan tugas kereta cepat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ada percepatan pembebasan lahan dan penyusunan trase proyek. Kontraktor membangun terowongan pertama di Walini.
2020: Pembangunan kereta cepat mencapai 65 persen. Proyek dihadang pandemi Covid-19. Biaya membengkak.
2021: Konsorsium perusahaan Indonesia menyelesaikan setoran modal dasar untuk KCIC. Kajian soal penumpang dan tarif terbit. Pembahasan pembengkakan biaya terus berjalan.
2022: Sebanyak 13 terowongan selesai. Kemajuan proyek mencapai 80 persen. Pembengkakan biaya mencapai US$1,4 miliar atau sekitar Rp22,82 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS) menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
2023: Cina dan Indonesia menyepakati pembengkakan biaya US$1,2 miliar atau Rp19,56 triliun yang sebagian dipenuhi dari pinjaman.
2023: Oktober 2023, Kereta Cepat Jakarta-Bandung beroperasi untuk komersial perdana. Pernah diuji coba gratis untuk masyarakat.
2024: Hingga Juli 2024, jumlah penumpang belum menyundul target ideal 30 ribu orang per hari. Rata-rata volume penumpang hanya 9 ribu, tertinggi di kisaran 24 ribu penumpang per hari. Total penumpang saat ini mencapai 4,2 juta orang.
SUMBER: KAJIAN POLAR UI 2021, KCIC, MAJALAH TEMPO, ARSIP TEMPO (DIOLAH)