Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sebuah kios, Bu Darmo, seorang pedagang cabai, tampak sibuk melayani orang yang membeli dagangannya untuk dijual kembali ke pasar-pasar menengah dan kecil. Bandar cabai itu mengaku dagangannya tidak terpengaruh menguatnya dolar. ''Ah, siapa yang mikirin dolar?" ujarnya lugas, ''orang kita enggak pakai dolar. Kita kan ngambil barang langsung dari asalnya, kampung para petani." Ia mengaku harga cabai memang sedang tinggi. Tapi penyebabnya, ''Cabai merah atau keriting hasil panenan memang sedang langka. Lagi pula, sesampai di sini banyak yang rusak. Otomatis harganya naik. Apalagi kita kan pakai angkutan yang biayanya besar," katanya lagi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo