Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung rencana pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya alias KCJS direncanakan akan diluncurkan pemerintah mulai 2024 mendatang. Terakhir, hal itu ia sampaikan saat membuka acara Hub Space: Journey to Connect Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat, 29 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luhut mengatakan bahwa dirinya diminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk melakukan studi kelanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menuju Surabaya. “Presiden sudah memerintahkan untuk membuat studi mengenai kelanjutan kereta cepat sampai ke Surabaya,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, kenapa Cina berpotensi menjadi investor Kereta Cepat Jakarta-Surabaya?
Minat PM China Li Qiang
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyatakan bahwa keinginan pengadaaan sepur kilat menuju Surabaya sudah dibahas dengan pemerintah. “Sudah ada (rencana diperpanjang). Sudah ada perbincangan serius dengan pemerintah,” ucapnya.
Dwiyana juga mengungkapkan, peluang Cina untuk berinvestasi kembali dalam mega proyek transportasi itu. Menurut dia, Perdana Menteri (PM) Cina Li Qiang pun sudah berminat untuk kembali terlibat. “Termasuk investor Cina, PM Cina juga berminat,” ujar dia.
Selain itu, Luhut sebelumnya menyatakan bahwa alasan Indonesia kembali menggandeng Cina lantaran dinilai sebagai negara dengan potensi terbesar dalam pengerjaan proyek tersebut.
“Kalau kita lihat, sekarang kan paling banyak yang membuat kereta api cepat itu Cina, 40.000 kilometer,” kata Luhut di Jakarta Pusat, Sabtu, 24 Juni 2023.
Meskipun begitu, dia mengaku masih membuka opsi kerja sama dengan negara lain. Menurut dia, pemerintah akan banyak melakukan penghematan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Pasalnya, hilirisasi di Tanah Air membuat Indonesia tak perlu lagi mengimpor banyak material.
“Ini akan menghasilkan terobosan-terobosan baru di republik ini. Jadi membuat kita bisa mengikuti Cina juga dari belakang, karena mereka sudah jauh lebih maju,” ucap Luhut.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menuturkan alasan lain kenapa Cina berpotensi dipilih kembali menjadi investor Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Menurut dia, karena pemerintah dapat melanjutkan ritme dan sistem pembangunan yang telah terbentuk.
Tak hanya itu, kata Erick, pemerintah pun tidak perlu lagi mengganti sistem yang membutuhkan waktu relatif lama apabila berganti negara mitra. Pasalnya, Indonesia dan China sudah terlebih dahulu menjalin kemitraan melalui konsorsium PT KCIC untuk pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Tahun lalu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan perkiraan panjang rel kereta cepat ke Surabaya memiliki panjang lintasan yang sama dengan Kereta Api (KA) Jakarta-Surabaya, yaitu kurang lebih 720 kilometer. Meskipun berjarak sama, tetapi waktu tempuhnya diperkirakan jauh lebih singkat, dari awalnya 9 jam menjadi sekitar 4 jam.
“Kami juga berencana, kereta cepat ini akan dihubungkan dengan sejumlah simpul transportasi, misalnya Bandara Kertajati, yang diproyeksikan bila Tol Cisumdawu telah rampung, maka Bandara Kertajati akan semakin ramai,” kata Budi di Jakarta, Jumat, 4 November 2022.
Kereta Cepat Jakarta-Surabaya tersebut diproyeksikan akan melewati sejumlah kota di pulau Jawa, yaitu mulai dari Jakarta, Karawang, Bandung, Kertajati, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun, hingga Surabaya.
MELYNDA DWI PUSPITA | YOHANES MAHARSO JOHARSOYO