Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Langkah PT Jasa Marga Tbk. mencatatkan obligasi rupiah global perdana senilai Rp 4 triliun melalui Komodo Bond di Bursa Efek London (London Stock Exchange) dinilai sebagai langkah awal positif. Sebab, kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, hal tersebut akan membuka kesempatan beberapa perusahaan Indonesia yang akan melakukan langkah serupa di luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Langkah ini positif untuk meningkatkan kepercayaan bahwa masih banyak kesempatan bagi investor asing untuk investasi melalui pasar modal untuk perusahaan Indonesia," kata Wimboh melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 14 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wimboh menyampaikan, langkah ini bakal menarik investor luar negeri tanpa membuat mereka terekspos risiko nilai tukar, terutama perusahaan yang penghasilan bisnisnya dalam bentuk rupiah. "Issuer mendapatkan banyak benefit dengan IDR global ini," ujar Wimboh.
Selain itu, lanjut Wimboh, langkah yang ditempuh perusahaan pelat merah inu mi selaras dengan program pendalaman pasar keuangan di Indonesia. Wimboh berpendapat, pencatatan saham ini berkontribusi memperbesar jumlah instrumen di pasar modal dan jumlah investor. "Program IDR global bond ini sejalan dengan program pendalaman pasar keuangan di Indonesia," ujarnya.
Pencatatan obligasi rupiah global emiten berkode JSMR ini berlangsung pada Rabu, 13 Desember 2017 pukul 08.00 waktu London. Komodo Bond merupakan obligasi rupiah global perdana yang dicatatkan di luar negeri. Selain Wimboh, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno hadir dalam pencatatan itu bersama sejumlah pejabat kementerian dan direksi perusahaan BUMN lainnya.
Sejumlah pejabat yang hadir di acara peluncuran Komodo Bond itu di antaranya Deputi Menteri BUMN bidang Jasa Keuangan Gatot Trihago, Deputi Menteri BUMN bidang Restrukturasi dan Pengembangan Bisnis Aloysius Kiik Ro. Selain itu juga ada Presiden Direktur Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Presiden Direktur Bank Negara Indonesia Achmad Baiquni, dan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Sofyan Basir.