Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pola Konsumsi Masyarakat Bergeser, Ini Strategi BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyasar sektor perdagangan, restoran, dan hotel untuk menyalurkan kredit segmen menengah.

8 November 2017 | 20.54 WIB

Seorang warga membawa uang yang baru ditukarkan di loket mobil kas keliling milik Bank BNI, di Semarang, 6 Juni 2017. Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Tengah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 19,5 triliun untuk keperluan penukaran uang baru. ANTARA/R. Rekotomo
Perbesar
Seorang warga membawa uang yang baru ditukarkan di loket mobil kas keliling milik Bank BNI, di Semarang, 6 Juni 2017. Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Jawa Tengah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 19,5 triliun untuk keperluan penukaran uang baru. ANTARA/R. Rekotomo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyasar sektor perdagangan, restoran, dan hotel untuk menyalurkan kredit segmen menengah. Target baru ini dipicu pergeseran pola konsumsi masyarakat.

Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahyu Setiawan mengatakan konsumsi masyarakat mulai bergeser dari non-leisure ke leisure. "Masyarakat dinilai memilih membeli pengalaman ketimbang barang," katanya di kantornya, Jakarta, Rabu, 8 November 2017. Badan Pusat Statistik pun mencatat pergeseran pola konsumsi dengan pertumbuhan sektor perhotelan dan restoran. 

Simak: BNI: Bunga Kredit Segmen Menengah Masih Tinggi

Dengan pergeseran tersebut, BNI melihat terdapat potensi besar di sektor perdagangan, restoran, dan hotel. Khusus untuk hotel, BNI menerapkan syarat yang cukup banyak. Syaratnya antara lain hanya membiayai hotel yang telah beroperasi dan memiliki pendapatan tetap. 

Meski menjanjikan, sektor tersebut berkontribusi besar terhadap rasio non-performing loan (NPL) BNI sebesar 3,9 persen. Namun, Putrama menuturkan, rasio tersebut dipicu kenaikan NPL subsektor distribusi. Sejak 2015, BNI membatasi kredit di subsektor distribusi sehingga rasionya besar. Namun, secara komposisi, rasio NPL subsektor distribusi menurun. 

Putrama mengatakan perseroan juga mengincar sektor manufaktur untuk pembiayaan segmen menengah. Sektor tersebut diproyeksikan menyediakan banyak lapangan kerja. Manufaktur merupakan sektor yang tepat untuk menyambut bonus demografi pada 2030.

"NPL di sektor tersebut memang masih cukup menantang. Namun kami mencoba lebih dalam lagi melihat ke bidang usahanya," tuturnya. BNI hanya akan masuk ke bidang usaha yang memiliki pemain sedikit, memiliki keunggulan kompetitif, dan masih berpotensi berkembang. 

NPL sektor menengah Bank Negara Indonesia saat ini berada di kisaran 3 persen. Perseroan menargetkan rasionya bisa menurun di bawah 3 persen pada akhir tahun ini. 

VINDRY FLORENTIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus