Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam setahun terakhir, PT Samuel Sekuritas Indonesia mencatat semakin banyak anak muda yang terjun berinvestasi di pasar modal. Mereka yang masuk kategori investor retail ini tak hanya berasal di lulusan S1, tapi juga anak kuliah dan SMA.
"Jumlah investor muda jadi mendominasi, dari segi jumlah. Walau secara trading value, yang lebih tua yang lebih banyak," kata Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma dalam diskusi "Semarak Investor Pemula di Bursa Saham" di Instagram Live @Tempodotco pada Senin, 19 April 2021.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor di pasar modal tumbuh 56 persen sepanjang 2020 menjadi 3,87 juta orang. Di tengah kenaikan tersebut, BEI juga merekam peningkatan jumlah investor retail hingga empat kali lipat.
Menurut Suria, peningkatan jumlah investor retail di pasar modal ini adalah sesuatu tren yang baik. Sebab, tren serupa juga sudah berlangsung lama di beberapa negara tetangga. "Di kita (Indonesia), ini belum terjadi sebelumnya," kata dia.
Menurut dia, peningkatan jumlah investor retail terjadi karena tren suku bunga di perbankan yang semakin turun. Sedangkan, kata dia, bank juga saat ini kelihatannya kesulitan untuk menyalurkan kredit.
Sehingga, para investor retail ini melihat return dana mereka di perbankan rendah dan mengalihkannya ke pasar modal. Sederhananya, kata Suria, anak muda ini memilih untuk berinvestasi saham ketimbang menabung.
Tapi di pasar modal, Suria pun mengamati ada pola tertentu dari investor retail ini. Mayoritas dari mereka lebih memilih berinvestasi sendiri di saham, ketimbang obligasi atau reksadana. "Bukan berarti tidak ada (obligasi atau reksadana), tapi mayoritas lebih suka saham," kata Suria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Pesan Analis Samuel Sekuritas Agar Investor Pemula Tidak Rugi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini