Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sri Mulyani Sebut Kuota Pertalite Habis Bulan Depan Jika Subsidi dan Konsumsi Tak Diatur

Sri Mulyani memprediksi kuota BBM subsidi akan habis pada September 2022 jika tak ada perubahan kebijakan subsidi atau konsumsi bahan bakar,

25 Agustus 2022 | 21.54 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat kerja tersebut beragenda mendengarkan penjelasan tentang PMK No. 70/PMK.05/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat kerja tersebut beragenda mendengarkan penjelasan tentang PMK No. 70/PMK.05/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan kuota BBM subsidi akan habis pada bulan depan, September 2022, jika tak ada perubahan kebijakan subsidi ataupun yang membatasi konsumsi bahan bakar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dari hitungannya, kata Sri Mulyani, kuota BBM bersubsidi bakal lekas habis jika tingkat konsumsi saat ini tidak direm. Untuk Solar, misalnya, ia memperkirakan bakal habis kuotanya pada Oktober 2022 dan Pertalite akan habis lebih cepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Artinya, tiap bulan 2,4 juta kiloliter (Pertalite) habis. Jika (tren) ini diikuti, akhir September 2022 habis (kuota) untuk Pertalite,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja Komite IV DPD dengan Menteri Keuangan, Bappenas, dan Bank Indonesia pada Kamis, 25 Agustus 2022. Pada saat ini, konsumsi BBM sudah melampaui asumsi hingga akhirnya anggaran subsidi BBM terkuras.

Sebelumnya, saat pemerintah menganggarkan subsidi dan kompensasi BBM Rp 502 triliun, sudah ditetapkan volume BBM yang akan mendapatkan subsidi. Hingga akhir tahun 2022 ini sebelumnya dipatok kuota Pertalite adalah 23 juta kiloliter dan Solar 15,1 juta kiloliter.

Namun ternyata, per Juli 2022, jatah Pertalite yang sudah terpakai mencapai 16,84 juta kiloliter atau 73 persen dari kuota. Sementara dari alokasi Solar, telah telah terpakai 9,88 juta kiloliter atau 65 persen dari kuota tersedia.

Selanjutnya: Sri Mulyani mempertanyakan sumber dana pemerintah untuk menambah subsidi BBM kelak.

Meski begitu, di hadapan para anggota DPD, Sri Mulylani memastikan bahwa pemerintah tidak akan mencabut subsidi BBM. Tapi pemerintah berhadapan dengan tantangan kuota BBM bersubsidi akan segera habis.

Oleh karena itu pemerintah kemudian harus memilih berbagai opsi kebijakan, mulai dari menambah subsidi, mengontrol konsumsi, atau bahkan menaikkan harga BBM. "Pertanyaannya, (subsidi) mau nambah atau enggak? Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?" kata Sri Mulyani.

Bendahara negara itu sebelumnya memperkirakan bahwa jika kondisi seperti sekarang terus berlanjut, kebutuhan anggaran subsidi BBM akan membengkak Rp 189 triliun. Walhasil, total subsidi pada akhir tahun ini bakal meroket hingga Rp 700-an triliun.

Angka itu baru memperhitungkan konsumsi Pertalite dan Solar, belum termasuk liquid petroleum gas (LPG) 3 kilogram dan listrik. “Kalau tidak dilakukan apa-apa, tidak ada pembatasan, tidak ada apa-apa, maka Rp 502 triliun tidak akan cukup. Nambah lagi bisa mencapai Rp 698 triliun," ujar Sri Mulyani usai rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat atau Banggar DPR, Selasa, 23 Agustus 2022.

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus