Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Stok Cadangan Beras Capai 3,7 Juta Ton, Wamentan: yang Rusak Jadi Pakan Ternak

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan hanya ada sebagian kecil dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang mengalami kerusakan.

16 Mei 2025 | 13.21 WIB

Perdagangan beras di Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah, 30 April 2025. Antara/Aprillio Akbar
Perbesar
Perdagangan beras di Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah, 30 April 2025. Antara/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan hanya ada sebagian kecil dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan mengalami kerusakan. Adapun stok CBP yang saat ini dikelola Perusahaan Umum Bulog mencapai 3,7 juta ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Tidak mungkin yang rusak itu kemudian diberikan kepada orang atau manusia, pasti ada cara, salah satunya adalah untuk pakan ternak dan seterusnya,” tutur Sudaryono dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari jumlah jutaan ton stok beras itu, Sudaryono mengandaikan sedikitnya terdapat 10 hingga 15 ton beras yang bisa rusak. “Kan kecil ya, bukan berarti kita mengecilkan arti dari beras yang adalah makanan pokok kita, bukan, tapi secara persentasenya kan kecil sekali,” ujar dia.

Sudaryono mengatakan salah satu cara yang akan dilakukan Bulog untuk menjaga kualitas beras adalah dengan menggunakan proses fumigasi. Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog itu memastikan lembaganya juga akan memerhatikan penyimpanan stok beras agar tetap awet. 

Sudaryono mengatakan Bulog telah mengelola stok beras selama 58 tahun. Menurut dia, pengelolaan stok beras saat ini jauh lebih maju dibandingkan dengan era sebelumnya. “Tahun 1984 teknologi mungkin tidak sebagus sekarang, itu bisa menyimpan 3 juta,” katanya.

Ia optimistis saat ini Bulog bisa dengan mudah mengelola stok beras dengan kemajuan teknologi. “Jadi no worry lah,” kata politikus Partai Gerindra itu.

Sudaryono mengatakan terjadi lonjakan produksi beras nasional pada kuartal I 2025 sebesar 51,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut dia, lonjakan produksi itu merupakan hasil dari berbagai kebijakan Kementerian Pertanian. Misalnya dengan menaikkan harga pembelian gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram, menambah pupuk subsidi, modernisasi alat mesin pertanian, dan optimalisasi irigasi melalui pompanisasi. “Total beras yang disimpan Bulog adalah 3,7 juta ton, serapan tahun 2025 dari Januari sampai hari ini sudah lebih dari 2,1 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah,” ujar dia. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus