Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Dalam pidato perdananya sebagai presiden, Prabowo Subianto menegaskan lagi mimpinya mencapai swasembada pangan.
Sebaran kelompok petani berusia 25-34 tahun turun dari 11,97 persen menjadi 10,24 persen dalam satu dekade.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berjanji melibatkan mahasiswa dalam program cetak sawah seluas 1 juta hektare.
DALAM pidato perdananya sebagai presiden, Prabowo Subianto menegaskan lagi mimpinya mencapai swasembada pangan. Dia menekankan realisasinya bakal diupayakan dalam waktu sesingkat-singkatnya. "Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar," tuturnya pada 20 Oktober 2024.
Merujuk pada Food and Agriculture Organization, swasembada pangan menunjukkan kemampuan negara menyediakan sendiri kebutuhan pangan bagi masyarakatnya. Bukan berarti anti-impor. Suatu negara sudah dikatakan swasembada saat produksinya memenuhi 90 persen kebutuhan nasional.
Untuk mencapai swasembada, Indonesia butuh meningkatkan produktivitasnya karena saat ini kebutuhan pangan masih mengandalkan impor. Contohnya beras. Dalam 10 tahun terakhir ini produksinya menurun 1 persen per tahun. Sepanjang 2023, Badan Pusat Statistik mencatat produksi beras Indonesia sebesar 31,10 juta ton dari luas panen padi sekitar 10,21 juta hektare. Kapasitas ini belum cukup lantaran Indonesia masih harus mengimpor beras hingga 3,06 juta ton dalam periode tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
David Priyasidharta dari Lumajang dan Ivansyah dari Indramayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.