Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Minim Petani Muda dalam Upaya Swasembada Pangan

Selain butuh lahan, target swasembada pangan Prabowo dinilai butuh dukungan petani. Namun jumlah petani muda berkurang.

23 Oktober 2024 | 00.00 WIB

Pekerja memanen sayuran di Kebun Hidroponik Greenville Farm Tanjung Duren, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pekerja memanen sayuran di Kebun Hidroponik Greenville Farm Tanjung Duren, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ringkasan Berita

  • Dalam pidato perdananya sebagai presiden, Prabowo Subianto menegaskan lagi mimpinya mencapai swasembada pangan.

  • Sebaran kelompok petani berusia 25-34 tahun turun dari 11,97 persen menjadi 10,24 persen dalam satu dekade.

  • Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berjanji melibatkan mahasiswa dalam program cetak sawah seluas 1 juta hektare.

DALAM pidato perdananya sebagai presiden, Prabowo Subianto menegaskan lagi mimpinya mencapai swasembada pangan. Dia menekankan realisasinya bakal diupayakan dalam waktu sesingkat-singkatnya. "Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar," tuturnya pada 20 Oktober 2024.

Merujuk pada Food and Agriculture Organization, swasembada pangan menunjukkan kemampuan negara menyediakan sendiri kebutuhan pangan bagi masyarakatnya. Bukan berarti anti-impor. Suatu negara sudah dikatakan swasembada saat produksinya memenuhi 90 persen kebutuhan nasional.

Untuk mencapai swasembada, Indonesia butuh meningkatkan produktivitasnya karena saat ini kebutuhan pangan masih mengandalkan impor. Contohnya beras. Dalam 10 tahun terakhir ini produksinya menurun 1 persen per tahun. Sepanjang 2023, Badan Pusat Statistik mencatat produksi beras Indonesia sebesar 31,10 juta ton dari luas panen padi sekitar 10,21 juta hektare. Kapasitas ini belum cukup lantaran Indonesia masih harus mengimpor beras hingga 3,06 juta ton dalam periode tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

David Priyasidharta dari Lumajang dan Ivansyah dari Indramayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus