Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Waspada Risiko Kebocoran Data Layanan Kirim Makanan, Bisa Mengancam Bisnis

Kaspersky menyarankan upaya mencegah kebocoran data adalah membatasi akses karyawan ke basis data internal yang berisi informasi pribadi.

12 Maret 2023 | 21.24 WIB

Ilustrasi hacker. mic.com
Perbesar
Ilustrasi hacker. mic.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber, Kaspersky, menjelaskan dampak kebocoran data pada aplikasi layanan pengiriman makanan (food delivery). Untuk bisa sebuah bisnis, kebocoran semacam itu merupakan force majeure yang membawa banyak risiko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Risiko yang pertama adalah reputasi. Kebocoran tidak dapat ditutup-tutupi karena basis data pasti muncul di dark web; maka, biasanya, perusahaan sendiri yang mencoba melaporkannya terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Namun keterbukaan seperti itu tidak banyak membantu, insiden keamanan selalu menggoyahkan kepercayaan pelanggan dan mitra,” ujar pihak Kaspersky lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Minggu, 12 Maret 2023.

Lalu, regulasi menjadi risiko yang kedua. Regulator, kata perusahaan yang berkantor pusat di Rusia itu, selalu siap mendenda bisnis atas pelanggaran undang-undang perlindungan data pribadi. Ukuran dendanya tergantung pada yurisdiksi, dan tidak hanya wilayah tempat perusahaan terdaftar yang dapat berperan, tetapi juga lokasi pelanggannya.

“Misalnya, setiap perusahaan yang menawarkan barang atau jasa kepada pelanggan di hampir semua negara Eropa termasuk dalam GDPR (General Data Protection Regulation),” kata Kasperky.

Risiko ketiga adalah materi. Pelanggan biasanya bisa bekerja sama untuk mengajukan gugatan serius ketika data mereka bocor, dan pengadilan mulai memihak mereka. “Jumlah yang terlibat kecil, tapi terus bertambah karena semakin banyak orang yang siap untuk mengajukan tuntutan,” ucap dia.

Lalu apa yang harus dilakukan? Menurut Kaspersky, sayangnya, pelanggan yang tidak siap sepenuhnya meninggalkan layanan pengiriman hanya memiliki sedikit pilihan. Kebocoran data harus dilihat sebagai risiko yang tak terelakkan seperti masalah keamanan lainnya, harus selalu dievaluasi dan konsekuensinya dikurangi.

“Misalnya pesan pengiriman ke titik pengambilan—bukan alamat rumah pengguna secara persis, dan perhatikan kotak centang pada formulir pemesanan. Anda mungkin dapat menghentikan penyimpanan alamat rumah dan nomor telepon Anda secara default,” tutur Kasperksy.

Untuk bisnis, memiliki lebih banyak pilihan, salah satunya dengan membatasi akses karyawan ke basis data internal yang berisi data pribadi. Kemudian melaksanakan audit berkala terhadap sistem keamanan.

Selain itu, Kaspersky mengingatkan, agar jangan menyimpan data pribadi yang tidak perlu. Ini berarti memungkinkan pelanggan untuk memilih apa yang ingin mereka percayakan kepada bisnis, dan apa yang harus segera dihapus setelah pesanan selesai. “Pantau dengan cermat apa yang terjadi di infrastruktur Anda,” ucap Kaspersky.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus