Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Benarkah Stres Bisa Bikin Gemuk?

Stres bisa menyebabkan berkurangnya oksidasi lemak, proses pembakaran lemak menjadi tenaga. Artinya, Anda tak usah makan banyak untuk menjadi gemuk.

30 September 2024 | 11.41 WIB

Ilustrasi perempuan makan Burger (junk food). TEMPO/Subekti
Perbesar
Ilustrasi perempuan makan Burger (junk food). TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak faktor pemicu orang menjadi gemuk, seperti keturunan, pola makan, dan kurang bergerak. Bagaimana dengan stres? Ternyata, stres juga punya andil dalam hal ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Stres menyebabkan perubahan cara kerja tubuh, terutama karena meningkatnya produksi kortisol yang juga disebut hormon stres. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Stres menyebabkan kenaikan kadar kortisol yang berkontribusi pada timbunan lemak, terutama lemak perut yang sering paling susah dihilangkan," kata pakar nutrisi Kim Pearson, dikutip dari The Sun.

"Stres juga bisa menyebabkan berkurangnya oksidasi lemak, proses pembakaran lemak menjadi tenaga. Artinya, Anda tak usah makan banyak untuk menjadi gemuk. Stres juga dikaitkan dengan melambatnya metabolisme, terutama pada perempuan," tambahnya.

Sebuah penelitian menemukan rata-rata pembakaran kalori perempuan stres berkurang 100 kalori sehari dibanding yang tidak stres. Anda bisa bayangkan, bagaimana kalori yang tak terbakar itu terus bertambah dari hari ke hari.

Makan lebih banyak
Sebuah survei pada 2020 yang dibuat  LoydsPharmacy mengungkapkan 59 persen orang makan lebih banyak ketika stres. Para ilmuwan di UNSW Australia menemukan saat stres, lelah, atau kerja berlebihan membuat orang mencari penghargaan, termasuk berupa makanan.

Makan bisa sedikit meredakan stres, bahkan saat kita tak menyadari apa yang kita lakukan. Lebih baik, cari cara lain untuk meredakan stres.

"Saat membuka lemari makan, coba diam sebentar untuk mempertimbangkan apakah Anda benar lapar. Atau hanya ingin mengalihkan dari pikiran atau kegiatan yang bikin stres," kata peneliti Dr. Poppy Watson.

Menambah kebiasaan buruk
Tak hanya makan, stres juga membuat orang cenderung melakukan kebiasaan buruk lainnya. Selain menambah berat badan, stres juga menambah gejala masalah mental, termasuk kecemasan, cepat marah, dan depresi, yang akan memicu gaya hidup tak sehat seperti mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, tidak mau makan, dan begadang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus