Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Jokowi Membatik di Stasiun MRT, Yuk Ajarkan Anak Membatik

Jokowi dan Iriana Widodo membatik di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta pada Kamis, 1 Agustus 2019. Ini cara ajarkan membatik pada anak.

2 Agustus 2019 | 16.00 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) mencanting batik motif Gurdo di kain sepanjang 74 meter saat menghadiri kegiatan Batik Kemerdekaan di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, Kamis, 1 Agutsus 2019. Kegiatan Batik Kemerdekaan diikuti 74 pembatik dari berbagai sentra kerajinan batik tersebut meruapakan rangkaian perayaan HUT ke-74 RI. ANTARA
Perbesar
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) mencanting batik motif Gurdo di kain sepanjang 74 meter saat menghadiri kegiatan Batik Kemerdekaan di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, Kamis, 1 Agutsus 2019. Kegiatan Batik Kemerdekaan diikuti 74 pembatik dari berbagai sentra kerajinan batik tersebut meruapakan rangkaian perayaan HUT ke-74 RI. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo membatik di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta pada Kamis, 1 Agustus 2019. Keduanya membatik dalam rangka mengawali rangkaian acara peringatan kemerdekaan Indonesia ke-74 yang jatuh pada 17 Agustus mendatang. "Ini memasuki bulan kemerdekaan, bulan Agustus, di pagi hari ini, 1 Agustus 2019 ini, kami memulai untuk membatik sepanjang 74 meter yang sesuai dengan dirgahayu kemerdekaan kita," kata Jokowi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Jokowi berharap, lewat aksi ini, batik yang sudah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco) sebagai warisan dunia bisa menjadi simbol Indonesia di kancah internasional.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kedua kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) mencanting batik motif Gurdo di kain sepanjang 74 meter saat menghadiri kegiatan Batik Kemerdekaan di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2019. Kegiatan Batik Kemerdekaan diikuti 74 pembatik dari berbagai sentra kerajinan batik tersebut meruapakan rangkaian perayaan HUT ke-74 RI. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia berharap pula agar pembatik-pembatik muda bisa terus bermunculan di Indonesia. "Semua teregenerasi dengan baik dan saya harapkan batik semakin bisa dikembangkan sebagai sebuah brand Indonesia," katanya.

Dalam acara ini, Jokowi dan Iriana menggunakan canting untuk membatik motif Gurdo atau Garuda Nusantara yang sudah tercetak di kain berwarna putih. Jika Jokowi tampak kaku saat membatik, Iriana terlihat lebih luwe. "Kalau hanya lima menit disuruh membatik, bagus gimana. Membatik itu harus sabar, pikirannya dingin, pelan-pelan, dihayati, dinikmati, bukan dilihat orang banyak kayak gitu," katanya. Sementara Iriana hanya tersenyum saat keluwesannya dalam membatik dipuji.

Membatik adalah salah satu aktivitas yang memiliki segudang manfaat. Tak heran, banyak orang tua yang mulai memperkenalkan budaya khas Indonesia ini pada anak. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai mengerjakan karya. Agar tidak salah langkah, instruktur origami dan membatik, Kambali dalam acara Festival Literasi Sekolah 2019 pun membagikan tipsnya.

Pertama menurutnya, orang tua harus mengajari anak untuk mulai dari menggambar pola pada kertas. Dalam hal ini, orang tua bisa menyediakan beberapa pola sebagai contoh juga. Meski demikian, jangan paksa anak apabila ia ingin menentukan kreasinya sendiri. “Tidak selalu harus sama dengan contoh yang ada kok. Bebas sesuka mereka saja. Sekaligus merangsang kreativitasnya juga,” katanya kepada TEMPO.CO di Jakarta pada Ahad, 28 Juli 2019.

Selanjutnya, barulah masuk ke segi pewarnaan. Kambali menyarankan agar orang tua memperhatikan usia anak. Umumnya, ia mengatakan bahwa mereka yang berusia hingga delapan tahun, sebaiknya membatik dengan media krayon atau pewarnaan lainnya. “Untuk meminimalkan risiko seperti terkena cairan lilin, lebih baik pakai yang ramah bagi anak. Misalnya buat saja di kertas pakai krayon atau pensil warna,” katanya.

Nah, sebaliknya bagi mereka yang sudah tergolong besar yakni yang berada di kelas empat SD hingga seterusnya, barulah pelajaran menggunakan canting dan lilin cair bisa dilakukan. “Di umur segini, tanggung jawabnya sudah mulai terbangun. Jadi boleh pakai media yang sesungguhnya,” katanya.

Pada akhirnya, bukan sekedar selesai dan dipajang begitu saja. Orang tua juga harus memiliki rasa penasaran dengan membuka pertanyaan terkait karya anak. Dengan demikian, selain mempererat hubungan antar anggota keluarga dan melatih kemampuan berkomunikasi anak, orang tua juga tahu ide-ide seperti apa yang dimiliki anak. “Ini yang paling sering dilewatkan. Setelah selesai ya sudah. Harusnya ditanya karena banyak hal yang bisa diraih melalui cerita dibalik timbulnya karya itu,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | AHMAD FAIZ IBNU SANI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus