Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Makronutrien nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak agar berfungsi secara optimal, dikutip dari Healthline. Ada tiga makronutrien utama, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Itu dianggap nutrisi penting yang berarti tubuh tidak bisa memproduksinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Protein menyediakan asam amino esensial. Sedangkan lemak mengandung asam lemak esensial. Makronutrien mengandung energi dalam bentuk kalori yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi dan struktur tubuh. Karbohidrat sumber energi utamanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Makronutrien agaknya dianggap hanya merujuk protein, karbohidrat, dan lemak saja. Padahal ada juga nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar juga, yaitu air.
Kandungan kalori makronutrien:
- Karbohidrat: 4 kalori per gram
- Protein: 4 kalori per gram
- Lemak: 9 kalori per gram
Mengutip Avita Health System, jumlah yang disarankan dari makronutrien yang berbeda ini biasanya disebut sebagai macronutrient split. Adapun yang digunakan rekomendasi United States Departement of Agriculture (USDA), yaitu:
- Karbohidrat: 45-65 persen
- Protein: 10-35 persen
- Lemak: 20-35 persen
Mengutip Medical News Today, sebagian besar energi dan kalori tubuh berasal dari zat gizi makro. Jumlah pasti setiap makronutrien yang dibutuhkan seseorang bervariasi berdasarkan faktor individu seperti berat badan, usia, dan kondisi kesehatan.
Sumber asupan makronutrien
Beberapa makanan dalam satu makronutrien tertentu. Adapun makanan lainnya mengandung jumlah tinggi dua nutrisi yang dibagi dalam dua kelompok makronutrien.
Karbohidrat biasanya bersumber dari nasi, pasta, tepung, dan barli. Karbohidrat terkandung dalam pati, yaitu kentang, jagung, susu, buah-buahan, madu, dan kacang-kacangan. Gula juga merupakan karbohidrat, tapi dibatasi jumlah konsumsinya.
Protein bersumber dari daging, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, telur, susu, kedelai, dan tahu. Sedangkan lemak tak jenuh yang sehat bersumber dari alpukat, ikan, biji-bijian, minyak zaitun, dan kacang-kacangan.
Sumber lemak jenuh mencakup daging dan makanan olahan atau berminyak seperti mentega dan keju. Para ahli menganggap lemak jenuh kurang sehat jika dibandingkan lemak tak jenuh. Disarankan mengonsumsi lemak jenuh dalam jumlah sedang.
KAKAK INDRA PURNAMA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.