Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kesan kuat tentang negeri Thai muncul dari interior tradisional tambahan khas Thailand di restoran semi-fine Chandara, seperti stupa candi dan patung Buddha yang berjejer di sisi kiri-kanan ruangan.
"Secara konsep, rumah makan kami adalah otentik Thailand secara keseluruhan. Kami tidak mengacu pada satu kota tertentu," kata Sukimin, Asisten Manajer Chandara, akhir Februari lalu.
Karena mengadopsi masakan tradisional Thailand, tidak jarang menu yang disajikan pun berbahasa Thailand. Bumbu dan rempah pun banyak yang diimpor langsung dari Thailand.
Chandara sudah hadir di Plaza Senayan, Jakarta, sejak empat tahun lalu. Restoran yang memiliki arti nama “terang bulan” ini milik warga negara Indonesia. Namun, karena ingin menyajikan masakan otentik Thailand, juru masak didatangkan langsung berasal dari Negeri Gajah Putih, bernama Phee Pho.
Selain di Plaza Senayan, Chandara hadir di Jalan M.H. Thamrin. “Semuanya memiliki konsep yang sama, yaitu resep otentik kuliner Thailand,” kata Sukimin.
Menu pertama yang Tempo pesan sebagai makanan pembangkit selera (appetizer) adalah Prawn Cake atau Kue Udang. Kue ini terbuat dari daging udang yang dicampur tepung, rempah asli Thailand, dan bawang putih. Tentu saja ada pula bumbu dasar, seperti garam, serta lada. Warga Thailand menyebut Prawn Cake sebagai Thod Man Ghung.
Thod Mang Ghung disajikan bersama kuah yang terbuat dari sirop plum bening, dicampur sedikit cabai kering dan daun ketumbar.Rasa kuah Thod Man Gung adalah manis-pedas.
Menu selanjutnya adalah Salad Mangga Hijau ala Thailand (Yam Mamuang). Secara tampilan, menu ini sangat mirip rujak serut. Rasa menu ini adalah asam-pedas luar biasa.
Cita rasa pertama yang muncul adalah rasa asam tak terkira. Jangan minum air untuk mengurangi rasa asam itu. Kunyahlah kacang mete yang disebar di atas parutan mangga.
Tak kalah asam dibanding Yam Mamuang adalah sajian Cumi Steam Asam (Plameuk Neung Manao). Chef di Chandara membuat sajian cumi ini dengan kuah yang demikian asam. Ini bukan lagi sebagai penyegar, melainkan benar-benar asam yang tertinggal di dasar lidah.
Kuah yang digunakan untuk merebus cumi setelah dikukus adalah perasan jeruk lemon murni tanpa airnya. Selain menggunakan perasan jeruk, kuah menu ini menggunakan cabai rawit kecil diiris tipis. Ada pula bawang putih dicacah kecil.
Tidak lupa irisan Wans Wi ditebarkan di atas kuah lemon. “Cumi yang digunakan adalah cumi putih besar jenis sotong. Kuahnya dibuat sangat asam, untuk mengurangi rasa amis cumi itu,” kata Sukimin.
Keunikan Plameuk Neung Manao juga terlihat dari cara penyajiannya. Cumi besar sepanjang 20 sentimeter disajikan di atas piring saji logam yang dihangatkan dengan pemanas berbahan bakar spiritus.
Api yang muncul membuat kuah cumi terus mendidih. Saat masih panas seperti ini, daging cumi mulai mengenyal dan lebih empuk. Daging tetap berwarna putih halus, karena terbasuh kuah asam lemon.
Di saat masih mendidih ini pula kuah lemon enak dicicipi. Sebab, rasa asamnya menjadi tidak terlalu kuat.
Dalam sajian kuliner tradisional Thailand, mengkonsumsi Plameuk Neung Manao dilakukan bersama nasi beraroma melati. Tujuannya, mengurangi amis. Namun ada pula yang menggunakan tambahan bumbu tradisional, seperti daun ketumbar.
Plameuk Neung Manao sebenarnya berasal dari kata “Pla Neung Manao” yang memiliki arti harfiah: cara memasak hewan air dengan menggunakan bumbu asam. Karena itu, selain Plameuk Neung Manao, ada ikan yang dimasak asam. Ini dikenal dengan nama Pla Thapthim Neung Manao. Di Chandara, seporsi Plameuk Neung Manao dihargai Rp 105 ribu.
Makanan utama lain yang konon cukup digemari di Chandara adalah kari ayam bumbu merah khas Thailand. Di negara asalnya, menu kari ini disebut sebagai Gang Pet Gai. Ini adalah menu tersedap yang Tempo cicipi malam itu.
Untuk mengencerkan lidah, Chandara menyediakan beberapa minuman khas Thailand. Sebut saja Ice Thailand Tea with Milk. Minuman ini rasanya hampir mirip teh tarik yang ada di Malaysia dan Indonesia.
CHETA NILAWATY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini