Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok mahasiswa pecinta alam Universitas Indonesia alias Mapala UI mengklaim telah mencatatkan rekor sebagai pelaku pertama yang menerbangkan paralayang dari Pegunungan Arfak, Papua Barat, pada Jumat, 17 Agustus 2018. Penerbang paralayang itu terdiri atas dua pilot dan satu instruktur, yang seluruhnya berstatus sebagai mahasiswa. Mereka terbang melintasi Danau Anggi di ketinggian 2.050 mdpl.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui pesan pendeknya kepada Tempo pada Sabtu, 18 Agustus, Mapala UI menjelaskan timnya terbang pukul 16.50 WIT dari dataran tinggi Bukit Kobrey dan mendarat beberapa menit kemudian di Desa Ingbai, Distrik Anggi. Instruktur paralayang sekaligus anggota Mapala UI, David Agustinus Teak, (M-906-UI), mengatakan timnya berhasil mencapai target menerbangkan paralayang dalam ekspedisi mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun ketua pelaksana kegiatan, yakni Fathan Qorib, mengatakan ekspedisi Mapala UI kali ini dilakukan untuk membuka jalan promosi pariwisata baru di Pegunungan Arfak. Mapala UI membidik pasar khusus, yakni pegiat wisata yang memiliki minat khusus.
Meski berhasil mencapai target, tim ekspedisi bertajuk Bumi Cenderawasih itu sempat mengalami kendala saat lepas landas atau take off. Anggota tim diakui sempat gagal terbang karena faktor angin. Keadaan angin yang awalnya bersahabat pun berubah.
Perubahan ini memaksa tim mengubah titik landas ke arah barat dan menunggu hingga kecepatan angin ideal. Setelah berhasil take off, pilot Mapala UI terbang di angkasa Pegunungan Arfak selama 25 menit.
Upaya terbang paralayang tim Mapala UI akan berlanjut hingga Rabu, 22 Agustus mendatang. Namun, penerbangan paralayang akan dilakukan di titik landas yang berbeda.