Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Tim Mapala UI Lakukan Penerbangan Paralayang Perdana di Arfak

Mapala UI mencatatkan rekor sebagai pelaku pertama yang menerbangkan paralayang dari Pegunungan Arfak, Papua Barat, pada Jumat, 17 Agustus 2018.

19 Agustus 2018 | 08.35 WIB

Penerbangan perdana  paralayang oleh Mapala Universitas Indonesia di pegunungan Arfak dalam rangka ekspedisi Bumi Cendrawasih, 17 Agustus 2018. Foto: Dokumentasi Mapala UI
Perbesar
Penerbangan perdana paralayang oleh Mapala Universitas Indonesia di pegunungan Arfak dalam rangka ekspedisi Bumi Cendrawasih, 17 Agustus 2018. Foto: Dokumentasi Mapala UI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok mahasiswa pecinta alam Universitas Indonesia alias Mapala UI mengklaim telah mencatatkan rekor sebagai pelaku pertama yang menerbangkan paralayang dari Pegunungan Arfak, Papua Barat, pada Jumat, 17 Agustus 2018. Penerbang paralayang itu terdiri atas dua pilot dan satu instruktur, yang seluruhnya berstatus sebagai mahasiswa. Mereka terbang melintasi Danau Anggi di ketinggian 2.050 mdpl.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Melalui pesan pendeknya kepada Tempo pada Sabtu, 18 Agustus, Mapala UI menjelaskan timnya terbang pukul 16.50 WIT dari dataran tinggi Bukit Kobrey dan mendarat beberapa menit kemudian di Desa Ingbai, Distrik Anggi. Instruktur paralayang sekaligus anggota Mapala UI, David Agustinus Teak, (M-906-UI), mengatakan timnya berhasil mencapai target menerbangkan paralayang dalam ekspedisi mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun ketua pelaksana kegiatan, yakni Fathan Qorib, mengatakan ekspedisi Mapala UI kali ini dilakukan untuk membuka jalan promosi pariwisata baru di Pegunungan Arfak. Mapala UI membidik pasar khusus, yakni pegiat wisata yang memiliki minat khusus.

Meski berhasil mencapai target, tim ekspedisi bertajuk Bumi Cenderawasih itu sempat mengalami kendala saat lepas landas atau take off. Anggota tim diakui sempat gagal terbang karena faktor angin. Keadaan angin yang awalnya bersahabat pun berubah.

Perubahan ini memaksa tim mengubah titik landas ke arah barat dan menunggu hingga kecepatan angin ideal. Setelah berhasil take off, pilot Mapala UI terbang di angkasa Pegunungan Arfak selama 25 menit.

Upaya terbang paralayang tim Mapala UI akan berlanjut hingga Rabu, 22 Agustus mendatang. Namun, penerbangan paralayang akan dilakukan di titik landas yang berbeda.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus