Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Sukoharjo - Menyambut gembira rencana pemerintah kepada pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid, keliarga mengatakan kondisi Abu Bakar Baasyir sudah tidak memungkinkan hidup di dalam penjara. "Kondisinya sudah uzur," kata anak bungsu Baasyir, Abdurrochim, Sabtu 19 Januari 2019.
Meski secara umum kondisi kesehatannya cukup baik, Baasyir memiliki beberapa keluhan penyakit selama berada di penjara. "Yang paling sering dikeluhkan adalah kakinya yang bengkak.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kakinya bengkak, narapidana perkara terorisme itu kesulitan beraktivitas lantaran tidak bisa banyak berjalan. "Selain itu juga sering mengalami kram."
Baasyir juga sering mengeluh sakit pinggang. "Tapi secara umum sudah lebih baik setelah diperbolehkan memeriksakan kesehatan," kata Abdurrochim.
Terpidana 15 tahun penjara itu beberapa kali mendapat kesempatan berobat ke rumah sakit setelah dipindah dari Nusakambangan ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Meski demikian, Abdurrochim menganggap kondisi kesehatannya sudah tidak memungkinkan untuk hidup di dalam penjara. "Sehingga keluarga dan pengacara sudah lama mengupayakan pembebasan ini."
Pemerintah, kata anak bungsu Baasyir itu telah mempertimbangkan alasan kemanusiaan. Dia yakin kondisi kesehatan Baasyir akan semakin membaik melalui perawatan di rumah.
Presiden Jokowi berencana membebaskan pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid Abu Bakar Baasyir. Rencana ini disampaikan Pengacara Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra ketika menjadi khatib dan imam salat Jumat di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, tempat Baasyir dibui.